Kita mohonkan supaya pembukaan firman itu nyata dan meneguhkan setiap kita, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma, bahkan menjadi korban persembahan yang berbau harum serta mengandung janji dan kuasa, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Segera kita sambut Firman Penggembalaan untuk ibadah Kaum Muda Remaja dari STUDY YUSUF.
Kejadian 41:34-35
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir. (41:35) Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.
Singkatnya: Yusuf mengangat sekaligus menempatkan penilik-penilik atas negeri Mesir.
Adapun tugas dari penilik-penilik tersebut ialah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu harus memungut 1/5 (seperlima) hasil dari tanah Mesir.
Penilik-penilik à gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat, pemimin rumah TUHAN. Singkatnya; seorang pemimpin sidang jemaat atau gembala sidang sudah seharusnya bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan Firman Allah untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN.
Penilik atau gembala sidang disebut juga pemimpin rumah TUHAN sudah seharusnya bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan pembukaan Firman yang akan disampaikan kepada sidang jemaat yang dipercayakan oleh TUHAN, mengapa demikian? Karena sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah sangatlah membutuhkan kelimpahan dari pembukaan Firman Allah itu sendiri; sidang jemaat membutuhkan Firman Allah yang dibukakan.
Sebelum kita kembali melihat Keluaran 41:34-35 tersebut, ada baiknya kita melihat Kisah Para Rasul 20.
Kisah Para Rasul 20:28
(20:28) Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.
Seorang penilik yang telah diangkat dan ditetapkan oleh Roh TUHAN yang suci harus benar-benar bertanggung jawab untuk menggembalakan kawanan domba Allah, yakni sidang jemaat Allah.
Sebagaimana pengakuan daripada Raja Daud dalam Mazmur 23 sebagai kehidupan yang digembalakan oleh TUHAN, di mana Daud berkata: TUHAN adalah gembalaku, selanjutnya Daud berkata: Takkan kekurangan aku. Takkan kekurangan aku, itu berbicara tentang kelimpahan dari pembukaan firman Allah, sebab selanjutnya Daud berkata: Ia membaringkan aku ke padang rumput yang hijau dan membimbing aku ke air yang tenang. Jadi, takkan kekurangan aku, artinya; sidang jemaat mengalami kelimpahan dari pembukaan Firman Allah.
Perhatikan kalimat pada ayat 28 ini: Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, artinya: seorang gembala sidang atau pemimpin rumah TUHAN bertanggung jawab atas kawanan domba Allah, kehidupan dari sidang jemaat, dengan lain kata; seorang gembala sidang harus menjadi contoh teladan bagi sidang jemaat, antara lain; menjadi contoh teladan dalam perkataan, menjadi contoh teladan dalam perbuatan, menjadi contoh teladan dalam iman, menjadi contoh teladan dalam kesucian, menjadi contoh teladan dalam penyerahan dirinya kepada TUHAN. Itu semua harus dimiliki oleh seorang gembala sidang dan selanjutnya dicontoh oleh sidang jemaat.
Doakan, supaya teladan yang demikian juga ada di dalam diri saya dan untuk selanjutnya diteladani oleh sidang jemaat yang TUHAN percayakan.
Lebih jauh kita melihat 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:14
(4:14) Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
Singkatnya, seorang penilik atau gembala sidang tidak boleh lalai di dalam hal mempergunakan karunia yang ia terima dari TUHAN.
Demikian juga dengan bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun, di mana Allah menuntun perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, artinya; TUHAN adalah gembala yang baik, sebagaimana tadi dituturkan oleh Raja Daud di dalam Mazmur 23, namun dituliskan kembali dalam Mazmur 78.
Mazmur 78:24-25
(78:24) menurunkan kepada mereka hujan manna untuk dimakan, dan memberikan kepada mereka gandum dari langit; (78:25) setiap orang telah makan roti malaikat, Ia mengirimkan perbekalan kepada mereka berlimpah-limpah.
Di sini kita melihat: Allah tampil sebagai Gembala Agung atas bangsa Israel dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 tahun, sebab Allah memberikan kepada mereka gandum dari langit.
Gandum dari langit ini disebut juga dengan roti malaikat, atau Firman Penggembalaan; sebab malaikat sidang jemaat adalah gembala sidang yang bertanggung jawab di dalam hal kelimpahan pembukaan Firman TUHAN. Jadi, gandum dari langit itu merupakan Firman Penggembalaan, sebab gandum dari langit disebut juga dengan roti malaikat.
Amsal 11:26A
(11:26) Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang. Ini menunjuk hamba TUHAN atau gembala sidang yang tidak bertanggung jawab di dalam hal pembukaan firman TUHAN.
Hamba TUHAN yang tidak bertanggung jawab di dalam hal pembukaan firman TUHAN disebut hamba TUHAN yang terkutuk.
Amsal 11:26B
(11:26) Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
Tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum. Ini adalah gambaran dari seorang gembala sidang yang bertanggung jawab di dalam hal pembukaan Firman TUHAN.
Kita kembali untuk membaca pesan-pesan yang telah disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Timotius.
1 Timotius 4:15-16
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. (4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Inti dari ayat 15 ialah seorang gembala sidang atau seorang penilik harus menjadi teladan. Untuk menjadi teladan, maka seorang penilik harus;
1. Mengawasi dirinya sendiri. Ini berbicara tentang kemurnian di hati. Maka, seorang gembala sidang di dalam hal memberitakan Firman harus murni hatinya jangan karena ada kepentingan, karena ada maunya, karena uang, karena serakah.
Mengawasi diri sendiri = kemurnian hati seorang hamba TUHAN. Jadi, di dalam hal pemberitaan Firman TUHAN tidak ada kepentingan, tidak ada maksud-maksud loba yang tersembunyi.
2. Mengawasi ajaran yang dia terima = kemurnian dari pengajaran Firman Allah.
Tujuan mengawasi diri dan mengawasi ajaran ialah selain menyelamatkan diri sendiri, juga menyelamatkan sidang jemaat yang menerima Firman Allah yang disampaikan.
Oleh sebab itu, sidang jemaat juga perlu mendoakan saya, kemurnian hati saya di dalam hal menyampaikan firman yang dibukakan, sebab itulah yang menyelamatkan diri saya, juga yang menyelamatkan diri pemuda remaja yang menerima Firman Allah, termasuk umat TUHAN, anak TUHAN yang setia menerima pembukaan Firman Allah lewat live streaming video internet, Youtube, Facebook dimanapun anda berada.
Kita kembali membaca Kejadian 41:34.
Kejadian 41:34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
Singkatnya: Adapun tugas dari penilik-penilik adalah dalam 7 (tujuh) tahun kelimpahan itu memungut 1/5 (seperlima) dari hasil tanah Mesir. Itulah tugas dari seorang penilik, gembala sidang.
Berbicara tentang 2/10, menghubungkan kita langsung dengan Meja Roti Sajian.
Imamat 24:5-6
(24:5) "Engkau harus mengambil tepung yang terbaik dan membakar dua belas roti bundar dari padanya, setiap roti bundar harus dibuat dari dua persepuluh efa; (24:6) engkau harus mengaturnya menjadi dua susun, enam buah sesusun, di atas meja dari emas murni itu, di hadapan TUHAN.
Dua belas ketul roti bundar diatur menjadi dua tumpuk (dua susun); masing-masing terdiri dari enam ketul roti bundar di atas meja dari emas murni.
Pendeknya: Kemurnian dari Firman Allah yang disajikan (disampaikan) terkait erat dengan kemurnian hati dari seorang gembala sidang (pemberitan Firman) atau seorang pemimpin rumah TUHAN atau seorang penilik.
Sebagaimana dengan perkataan Rasul Paulus kepada Timotius di dalam 1 Timotius 4:16, Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu, itu berbicara tentang kemurnian dari si pemberita firman dan kemurnian dari Firman TUHAN yang disampaikan.
Setiap satu ketul roti bundar harus dibuat dari 2/10 (dua persepuluh) efa. Lalu diatur di atas meja dari emas murni di hadapan TUHAN.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia yang telah memberikan Pengajaran Tabernakel bagi kita, sehingga lewat Pengajaran Tabernakel mudah bagi kita untuk mengerti tentang segala sesuatu, dengan demikian TUHAN telah memperlihatkan kemuliaan serta keindahan dari Kerajaan Sorga, dalam hal ini TUHAN tidak mengada-ngada bagi kita tentang Kerajaan Sorga. TUHAN tidak memanipulasi, TUHAN tidak menipu mata kita tentang Kerajaan Sorga.
Dari sekian lama kita sudah melihat dan menerima pelajaran 2/10 (dua persepuluh) efa yang dikaitkan dengan Meja Roti Sajian, selanjutnya kita akan memperhatikan Keluaran 16:1-36 tentang 2/10 (dua persepuluh) efa yang dikaitkan dengan perjalanan bangsa Israel selama 40 (empat puluh tahun) di padang gurun.
Keluaran 16 dalam susunan Tabernakel terkena pada Meja dan Roti Sajian.
Meja à Loh-loh daging, yakni hati manusia -- sesuai dengan Amsal 3:1, Amsal l7:1-3, 2 Korintus 3 --. Sehingga ketika Firman Allah yang kita terima lewat mendengarkannya dengan telinga, maka;
- Apabila mengarah ke akal manusia akan menjadi sebuah pengertian yang baik.
- Apabila mengarah ke hati manusia akan menjadi sebuah iman yang heran.
- Apabila mengarah ke mulut manusia akan menjadi pemujaan untuk segera disaksikan; akan nyata pemujaan dari mulut untuk segera disaksikan.
- Apabila mengarah ke perbuatan sikap (tingkah laku) manusia akan menjadi sebuah hikmat yang heran.
Roti à Firman Allah.
Pendeknya: Meja dan roti sajian berbicara tentang persekutuan kita sebagai manusia dengan Allah lewat Firman Allah yang kita dengar. Maka, seorang hamba TUHAN harus memperhatikan apa yang dinyatakan oleh Rasul Paulus Kepada Timotius: Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu, itu berbicara tentang kemurnian.
Biarlah kita menikmati pembukaan Firman Allah yang murni dari Sorga dari Allah; dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, supaya nyata bahwa TUHAN tidak memanipulasi mata kita.
Keluaran 16:2-3
(16:2) Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; (16:3) dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
Di padang gurun Sin, bangsa Israel atau jemaah itu bersungut-sungut karena tidak ada makanan.
Pendeknya: Bangsa Israel megalami pencobaan karena kelaparan. Berarti, pencobaan akan datang atau anak TUHAN akan menghadapi cobaan bila tidak ada pembukaan Firman Allah.
Kalau kita bandingkan dengan pirbadi Yesus Kristus, di dalam Injil Matius 4:1-10, Yesus mampu menghadapi tiga cobaan di padang gurun, karena Yesus penuh dengan Firman Allah.
Biarlah kita semua dipenuhkan dengan Firman Allah.
Oleh sebab itu, kalau manusia mengabaikan Firman Allah, atau apabila manusia tinggalkan Firman Allah, ia akan mengalami banyak pencobaan, tidak bisa tidak. Kalau ada orang yang meninggalkan ibadah, meninggalkan firman, lalu berkata tidak mengalami pencobaan, itu adalah hal yang mustahil dan itu adalah dusta besar.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau anak-anak TUHAN tinggalkan Firman TUHAN, ia akan mengalami banyak pencobaan, akan mengalami banyak persoalan atau pergumulan di tengah-tengah dunia yang tandus ini. Pergumulan yang satu belum selesai akan menghadapi pergumulan yang kedua, pergumulan yang kedua belum selesai akan menghadapi pergumulan selanjutnya, dan seterusnnya sampai betul-betul mengalami kelelahan. Tetapi kalau kita mengalami kelelahan, sampai kapan kita mampu menghadapi pencobaan dengan bertahan dalam kelelahan? Sampai kapan kita bisa bertahan? Tidak ada manusia yang dapat bertahan dalam menghadapi pencobaan. Oleh sebab itu jangan tinggalkan ibadah, sebab di dalamnya ada Firman Allah.
Sebenarnya, bangsa Israel juga sudah pernah bersungut-sungut untuk yang pertama kali sejak menyebrang Laut Kolsom, karena mereka haus, tidak ada air minum. Kisah itu ditulis dalam Keluaran 15:22-27. Berarti, baru saja mereka melewati persungutan yang pertama karena kehausan air minum.
Persungutan di dalam Keluaran 15:22-27 yaitu persungutan karena kehausan air minum disebut pencobaan karena keinginan daging. Nah, penyelesaiannya sederhana saja; hanya dengan sepotong kayu.
Keluaran 15:23-25
(15:23) Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. (15:24) Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?" (15:25) Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,
Sepotong kayu dilemparkan ke dalam air, lalu air yang pahit berubah menjadi manis. Inilah jalan penyelesaiannya; dengan melemparkan sepotong kayu. Sepotong kayu, itu menunjuk kepada: Salib Kristus di bukit Golgota.
Pencobaan terhadap daging, penyelesaiannya adalah sepotong kayu, itulah salib Kristus di bukit Golgota.
Sebagaimana yang telah saya sampaikan sebelumnya, bahwa; daging ini hanyalah ladang yang subur bagi Setan, oleh sebab itu, daging ini perlu untuk dihukum oleh salib. Apabila daging ini sudah dihukum oleh salib di Golgota, maka daging ini tidak lagi menjadi ladang yang subur bagi Iblis atau Setan.
Itulah persungutan yang pertama, dimana penyelesaiannya adalah sepotong kayu; salib Kristus menghukum daging; supaya daging tidak menjadi ladang yang subur bagi Iblis atau Setan.
Kemudian, kembali kita melihat persungutan yang kedua karena kelaparan dalam Keluaran 16.
Keluaran 16:9
(16:9) Kata Musa kepada Harun: "Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan TUHAN, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu."
Persungutan karena kelaparan akan makanan = pencobaan karena mengabaikan dan tinggalkan Firman TUHAN.
Penyelesaiannya; persoalan itu harus dibawa ke hadapan TUHAN dalam kemuliaan-Nya.
Jadi, untuk menyelesaikan pencobaan karena meninggalkan Firman Allah, persoalan itu dibawa ke hadapan TUHAN dalam kemuliaan-Nya = ibadah harus digiatkan, sebab dalam ibadah itulah TUHAN bertakhta dalam kemuliaan. Maksudnya, Firman Allah dinyatakan sebab Allah berbicara tentang segala sesuatu.
Ibadah itu memang takhta Allah, dan dari takhta itulah Allah berbicara langsung kepada umat Israel, sesuai Keluaran 25:22.
Jadi, pencobaan karena lapar adalah pencobaan karena mengabaikan dan tinggalkan Firman TUHAN.
Penyelesaiannya adalah persoalan itu dibawa ke hadapan TUHAN dalam kemuliaan-Nya = ibadah harus digiatkan (ditingkatkan), sebab di tengah-tengah ibadah sebagai takhta Allah, Allah berbicara kepada umat Israel dalam segala sesuatu, sesuai Keluaran 25:22.
Keluaran 16:10-12
(16:10) Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun -- maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan. (16:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: (16:12) "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
Ketika kita ada di tengah-tengah ibadah, maka Allah akan menyatakan kemuliaan-Nya. Selanjutnya Allah berfirman: “Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel” dengan demikian, Firman Allah berkuasa untuk menjawab segala persoalan, segala pergumulan-pergumulan yang dialami oleh kehidupan manusia.
Jadi, pencobaan karena tinggalkan firman, penyelesaiannya adalah datang menghadap Allah. artinya; ibadah harus digiatkan, ditingkatkan, sebab ibadah adalah takhta Allah di mana di tengah-tengah takhta itulah Allah berfirman tentang segala sesuatu.
Keluaran 16:13,21
(16:13) Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. (16:21) Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu.
Kesimpulan dari ayat 13 sampai ayat 21:
- Setiap petang TUHAN mengirimkan burung puyuh kepada bangsa Israel di padang gurun.
- Sedangkan setiap pagi, TUHAN mengirimkan manna kepada bangsa Israel.
Singkatnya; TUHAN memelihara bangsa Irael dengan manna dan burung puyuh setiap hari.
Pendeknya: Manna dan burung puyuh merupakan pemeliharaan TUHAN sehari-hari kepada kita, umat-Nya. Oleh sebab itu, ibadah harus digiatkan, ditingkatkan, sebab ibadah adalah takhta Allah, dan dari tengah-tengah takhta itulah Allah berfirman untuk menyatakan segala sesuatu, menjawab segala pergumulan yang kita hadapi. Dalam setiap kita datang menghadap Allah di tengah ibadah dengan pergumulan, dan setiap orang memiliki pergumulan yang berbeda-beda, tapi TUHAN mampu menjawab setiap pergumulan manakala kita berada di tengah-tengah takhta Allah itulah ibadah dan pelayanan. Oleh sebab itu, ibadah harus digiatkan, ibadah harus ditingkatkan. Jangan tinggalkan Firman Allah supaya jangan timbul persoalan, pencobaan. Pencobaan terjadi karena seseorang meninggalkan Firman; sibuk dengan roti, itulah makanan jasmani. Jangan tinggalkan firman Allah, makanan rohani, supaya jangan timbul pencobaan.
Kesimpulannya: Persekutuan yang mendalam dengan pribadi Yesus, Anak Allah, lewat Firman Allah dan perjamuan suci adalah pemeliharaan sehari-hari.
Keluaran 16:16
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
Setiap hari bangsa Israel memungut manna untuk seisi rumahnya (kemahnya); segomer untuk tiap-tiap orang.
Berapa banyak pun jumlah orang di dalam kemah, tetap segomer untuk tiap-tiap orang; itulah pemeliharaan sehari-hari yang dialami oleh bangsa Israel. Tetapi untuk mendapatkan pemeliharaan setiap hari, ada syaratnya.
Keluaran 16:18
(16:18) Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
Perhatikan kalimat:
- Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan.
- Orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.
Ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga untuk kita boleh alami bersama-sama. Apa pengalaman berharga yang dimaksud dari kalimat ini?
2 Korintus 8:14-15
(8:14) Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. (8:15) Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Ini adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga, sebab kuasa Firman Allah apabila kita hargai, kita junjung tinggi dengan benar, maka Firman Allah itu akan mengajar kita di dalam hal saling melengkapi, saling mencukupkan. Sebab di sini dikatakan: hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
Jadi, kalau kita saling melengkapi di tengah ibadah dan pelayanan, maka akan terjadi keseimbangan di tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi kalau satu dengan yang lain tidak saling memperhatikan, tidak saling melengkapi, tidak saling menutupi kekurangan, maka tidak akan terjadi keseimbangan di tengah ibadah dan pelayanan. Maka, ini adalah suatu pengalaman yang berharga yang bisa kita dapatkan dari TUHAN manakala kita sungguh-sungguh menghargai dan memperhatikan pembukaan Firman Allah yang disampaikan oleh seorang penilik, seorang gembala sidang, seorang pemimpin rumah TUHAN.
Mengapa satu dengan yang lain di tengah ibadah dan pelayanan belum saling melengkapi, belum saling menutupi sehingga tidak terjadi keseimbangan? Sudah jelas, itu adalah suatu bukti bahwa orang itu belum menjunjung tinggi korban Kristus, belum menghargai pembukaan firman yang disampaikan. Seandainya, menghargai firman yang disampaikan maka satu dengan yang lain akan saling melengkapi, saling menutupi, sehingga terjadi keseimbangan.
Oleh sebab itu, setiap kali kita dengar firman, perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Kalau firman yang kita dengar lewat telinga lalu mengarah kepada akal, maka firman itu akan menjadi suatu pengertian yang heran.
Kalau firman yang kita dengar diarahkan langsung ke hati, itu akan menjadi suatu iman yang heran.
Kalau firman yang kita dengar diarahkan langsung ke mulut, akan menjadi suatu penyembahan yang disaksikan.
Jadi, jelas, terjadilah keseimbangan, karena setiap orang yang memperhatikan firman akan saling melengkapi, akan saling menutupi kekurangan antara satu dengan yang lain, maka terjadilah keseimbangan. Biarlah kiranya terjadi keseimbangan di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA.”
Saya juga berharap supaya komunitas dan sidang jemaat yang ada di Malaysia juga saling menutupi, saling mendoakan. Saya berharap sidang jemaat yang mengikuti di Malaysia, juga yang di Amerika, biarlah saling melengkapi, terjadi keseimbangan. Oleh sebab itu, biarlah sungguh-sungguh memperhatikan firman TUHAN lewat live streaming.
Kalau menjunjung tinggi pembukaan Firman walaupun anda mengikuti pemberitaan firman lewat live steraming, maka sekalipun anda berada di Malaysia maupun berada di Amerika, akan saling melengkapi sehingga terjadilah keseimbangan. Jadi, semata-mata bukan hanya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”.
Jangan tinggalkan Firman TUHAN supaya jangan mengalami pencobaan. Mustahil kalau orang berkata: aku happy meninggalkan ibadah, meninggalkan firman itu mustahil, itu namanya pendusta.
Biarlah kita menjunjung tinggi pembukaan firman, supaya lewat pembukaan Firman kita saling menutupi kekurangan sesama kita, disebut saling melengkapi, sehingga terjadilah keseimbangan.
Jadi jangan kita datang di tengah-tengah ibadah yang merupakan takhta Allah dengan asal-asalan. Ibadah harus giat, harus sungguh-sungguh teramat lebih di dalam hal mendengarkan pemberitaan Firman Allah.
Biarlah itu menjadi pengalaman yang berharga.
Peringatan keras di saat mendengarkan Firman Allah di tengah ibadah dan pelayanan.
Keluaran 16:19-20
(16:19) Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi." (16:20) Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka.
Di sini kita melihat: Dengan tegas Musa melarang untuk meninggalkan manna yang mereka pungut sampai pagi. Jadi, manna itu tidak boleh ditinggalkan. Apabila mereka telah mengumpulkan manna itu, manna yang mereka kumpulkan itu tidak boleh ditinggalkan sampai pagi.
Arti rohaninya; setiap kali kita mendengar Firman Allah yang kita dengar, tidak boleh ditunda-tunda untuk melakukannya. Firman yang kita terima dan kita dengar, tidak boleh ditunda-tunda untuk melakukannya sampai besok pagi. Apa yang sudah kita dengar dan terima, segera lakukan.
Sebab kalau firman itu ditunda-tunda; tidak segera di follow up, tidak segera ditindaklanjuti, maka akibat atau dampak negatifnya ada dua:
1. Berulat, artinya; orang itu berubah menjadi Setan. Tentu saudara tidak mau berubah menjadi Setan, bukan? Kalau begitu, firman yang kita terima, firman yang kita dengar, segera lakukan, supaya jangan berubah menjadi Setan. Mengapa seseorang masih bertahan dalam kejahatannya dan kenajisannya, karena firman yang didengar tidak langsung ditindaklanjuti; hanya sebuah keharuan. Yang TUHAN mau adalah firman itu mendarah daging, menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Kalau ditunda-tunda maka akan berubah menjadi berulat; berubah menjadi Setan. Kalau tidak mau menjadi Setan segera tindaklanjuti Firman yang didengar.
2. Berbau busuk. Bau busuk à dosa yang disembunyikan. Banyak anak TUHAN malu mengaku dosa, banyak anak TUHAN takut untuk mengakui dosanya, tetapi sepandai-pandainya tupai melompat, tetap juga akan terjatuh, akan kelihatan. Sepandai-pandainya orang menyembunyikan dosanya, bau busuk itu tetap akan muncul ke permukaan.
Saya sudah melihat banyak perkara yang seperti itu: Awalnya semua yang datang ke tempat ini masih manis-manis saja; tutur sapa manis-manis saja, tetapi lama kelamaan terkuak segala dosa masa lalu, segala dosa yang disembunyikan. Mengapa bisa berbau busuk, mengapa dosa itu bisa muncul ke permukaan? Karena orang itu berusaha meyembunyikannya. Tetapi aroma bau busuk lama kelamaan akan muncul ke permukaan.
Oleh sebab itu, setiap kita ada di tengah-tengah takhta Allah, segera ditindaklanjuti supaya jangan berulat (jangan berubah menjadi setan) dan jangan berbau busuk (jangan menyembunyikan dosa).
Itulah Keluaran 16:1-21, itu baru berbicara satu gomer.
Sementara Keluaran 16:22-31, berbicara tentang dua gomer atau dua persepuluh efa. Tetapi yang pasti, kita sudah melihat tentang satu gomer, perhatikanlah itu dengan sungguh-sungguh.
Untuk dua gomer atau dua persepuluh efa, jika TUHAN kehendaki, kita akan kembali menikmatinya di minggu yang akan datang. Doakan supaya TUHAN terus bukakan firman-Nya.
Saya himbau bukan saja pemuda remaja yang ada dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, tetapi juga anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan firman TUHAN lewat live streaming baik dalam negeri maupun luar negeri, pastikan anda mengikuti tentang dua persepuluh efa itulah dua gomer, yang terdapat di dalam Keluaran 16:22-31. Tetapi sebagai pendahuluan tentang satu gomer, perhatikanlah Firman malam ini dengan sungguh-sungguh.
STUDY YUSUF
(Seri: 213)
Subtema: FIRMAN PEMELIHARAAN SEHARI-HARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar