Shalom.
Pertama-tama kita mengucap syukur kepada TUHAN; oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, yang telah memungkinkan kita untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Biarlah kiranya TUHAN menyatakan kemurahan hati-Nya kepada kita, lewat pembukaan firman yang sebentar akan kita terima, sekaligus meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; selamat malam, salam sejahtera, dan bahagia kiranya memenuhi setiap kehidupan kita masing-masing.
Segera kita sambut STUDY RUT sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab.
Rut 3:2-4
(3:2) Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan; (3:3) maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum. (3:4) Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan."
Naomi adalah seorang ibu yang memiliki pandangan rohani, lalu berkata kepada Rut: “mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan” Kemudian, Naomi kembali berkata: “perhatikan baik-baik tempat ia berbaring”
Pendeknya: Ada lima perkara penting yang diperintahkan oleh Naomi dan yang harus diperhatikan oleh Rut, antara lain:
1. Mandilah.
2. Beruraplah.
3. Memakai pakaian bagus.
4. Pergilah ke tempat pengirikan.
5. Perhatikan baik-baik tempat ia berbaring.
Lima hal ini merupakan perintah Naomi kepada Rut, dan Rut harus memperhatikannya dengan sungguh-sungguh, tidak boleh mengabaikan lima perkara ini sebagai perintah yang harus dilakukan ini.
Ketika Naomi memerintahkan lima perkara ini kepada Rut, menunjukkan bahwa Naomi adalah gambaran dari seorang gembala yang memiliki pandangan rohani, yakni berada di kaki Boas, sebagai tempat perlindungan, supaya kelak Rut mengalami kebahagiaan kekal.
Biarlah kiranya kita senantiasa berada di tempat perhentian yang kekal, sampai nanti kita mengalami kebahagiaan yang kekal sampai selama-lamanya.
Itu sebabnya, ibadah ini harus membawa kita rendah sampai di ujung kaki salib TUHAN. Ibadah ini tidak berhenti dan memuncak hanya sampai kepada Sabat Yahudi, tetapi hari perhentian ini, ujung kaki TUHAN ini harus dibawa sampai kepada Sabat TUHAN Yesus Kristus; itulah hari ketujuh, hari perhentian yang penuh dengan damai sejahtera, itulah gambaran dari kerajaan 1000 (seribu) tahun damai.
Selanjutnya, kita akan memperhatikan lima perintah dari pada Naomi ini kepada Rut, di mana kelima perkara ini harus dilakukan oleh Rut, sesuai dengan Rut 3:5.
Keterangan: I. MANDI.
Rut adalah bangsa Moab, bangsa kafir, bukan bangsa Yahudi, maka secara otomatis, noda kekafiran tentu saja masih melekat dalam diri Rut, dan hal inilah yang menajiskan pribadi Rut, sebagai bangsa kafir. Selain dari pada itu, Rut juga merupakan seorang janda, karena ia ditinggal mati oleh suaminya, yakni Mahlon, anak Naomi sendiri.
Oleh sebab itulah, Rut harus mengalami penyucian, maka langkah pertama yang harus diperhatikan oleh Rut ialah mandi.
Tidak ada seorang pun yang tidak suka dengan “mandi”, setiap orang pasti menyukai “mandi”. Dan ketika kita mandi, kita akan mengalami kesegaran di dalam seluruh tubuh ini. Setiap orang mandi, ia pasti akan mengalami kesegaran, tetapi orang yang malas mandi tidak akan pernah mengalami kesegaran. Selain memberi kesegaran, orang yang mandi juga memberi pemulihan dan kesembuhan; oleh sebab itu, jangan malas mandi. Soal mandi ini harus diperhatikan, apalagi seorang perempuan.
Efesus 5:26
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
Gereja TUHAN akan mengalami pengudusan, gereja TUHAN akan mengalami penyucian, tentu saja sesudah dimandikan dengan air dan firman. Berarti, diperlukan air dan firman yang limpah.
Sejenak kita akan melihat AIR dan FIRMAN YANG LIMPAH.
Wahyu 22:1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba, inilah air dan firman yang limpah.
- Mengalir ke luar dari takhta Allah à Injil Kerajaan atau Injil Keselamatan. Kehidupan yang diselamatkan, suatu kali kelak akan berada dalam Kerajaan Sorga, dan mereka itu adalah milik kepunyaan Allah yang sudah dimeteraikan oleh Allah sendiri, bagaikan 144.000 orang yang dimeteraikan dari 12 suku Israel, itu merupakan inti mempelai. -- Tetapi malam ini tidak ada kesempatan untuk menguraikan tentang hal itu. --
- Mengalir ke luar dari takhta Anak Domba à Cahaya Injil Tentang Kemuliaan Kristus = firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Hal ini bisa kita baca dan perhatikan di dalam 2 Korintus 4:3-4, di mana kita bisa menemukan tentang firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Kalau terjadi pembukaan rahasia firman, maka segala yang tertutup akan tersingkap, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Pendeknya: Lewat pembukaan rahasia firman TUHAN, terjadi keajaiban-keajaiban di dalam setiap kehidupan kita masing-masing.
Maka, mau tidak mau, kita butuh sungai air kehidupan yang jernih mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba; inilah air dan firman yang limpah, supaya kehidupan dari gereja TUHAN mengalami pengudusan dan penyucian oleh mandi air dan firman TUHAN.
Titus 3:3
(3:3) Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci.
Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan; ini merupakan gambaran dari bangsa kafir sebelum dipanggil di dalam TUHAN.
Sebelum terpanggil, bangsa kafir -- bangsa yang bukan Yahudi -- hidup di dalam kejahilan = jauh dari kasih karunia. Dengan bukti; (1) tidak taat, (2) sesat, (3) menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, (4) hidup dalam kejahatan, (5) hidup dalam kedengkian -- disertakan dengan iri --, (6) keji, (7) saling membenci. Itulah kejahilan dari bangsa kafir sebelum terpanggil di dalam TUHAN.
Saudara bisa ingat keadaan kita masing-masing sebelum kita terpanggil. Kita ini bangsa Indonesia, bukan bangsa Yahudi, kita adalah bangsa kafir yang penuh dengan kejahilan seperti yang saya sebutkan di atas tadi.
Titus 3:4-5
(3:4) Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, (3:5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, bukan saja kepada bangsa Yahudi, tetapi juga termasuk kepada bangsa kafir yang bukan bangsa Yahudi, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, bukan dengan hasil usaha seseorang, bukan dengan perbuatan baik seseorang, bukan oleh amal soleh seseorang, bukan dengan kebaikan seseorang, tetapi karena rahmat-Nya. Apa itu rahmat TUHAN?
1. Oleh permandian kelahiran kembali.
2. Oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Inilah kemurahan dari TUHAN bagi bangsa kafir yang bukan orang Yahudi.
Jadi, kita diselamatkan bukan karena gagah hebat, bukan karena kita pintar, pandai, punya gelar tinggi, punya jabatan kedudukan yang tinggi, bukan karena perbuatan-perbuatan yang baik dalam segala perkara, bukan karena amal soleh, melainkan;
1. Oleh permandian kelahiran kembali.
2. Oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Jadi, jelas, kita bangsa kafir diselamatkan, bangsa yang bukan Yahudi diselamatkan, jelas karena rahmat TUHAN; jelas karena kemurahan hati Allah, kasih karunia TUHAN bagi kita sekaliannya.
Jika dikaitkan dengan Pengajaran Tabernakel, dua perkara tersebut terkena dengan dua alat yang ada di Halaman Tabernakel:
1. Mezbah Korban Bakaran, terhubung langsung dengan darah salib Kristus.
2. Kolam Pembasuhan Tembaga, terhubung langsung dengan air yaitu baptisan dalam kematian dan kebangkitan Kristus -- mati dan bangkit bersama dengan Yesus Kristus --.
Itulah dua alat yang ada di halaman.
Terkait dengan dua perkara itu, supaya kita bisa melihat bahwa itu merupakan rahmat dan kemurahan hati TUHAN, kita akan membaca Yohanes 19.
Yohanes 19:31-33
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib … Kalau ibadah hanya memuncak sampai kepada Sabat Yahudi, maka ibadah itu hanyalah sebuah aturan; jangan begini, jangan begitu. Tetapi justru karena aturan ini, hidup gereja tidak selamat, banyak hidup anak-anak TUHAN tidak selamat kalau berada di bawah hukum Taurat.
Dengan empat luka utama, yaitu 2 (dua) di tangan, 2 (dua) di kaki yang terpaku, sebenarnya Yesus sudah mati di kayu salib untuk menyelamatkan bangsa Yahudi.
Tetapi Yesus mati untuk menyelamatkan semua bangsa, bukan? Dan dengan empat luka utama, sebetulnya Yesus sudah mati, dan itu sudah cukup untuk menyelamatkan bangsa Yahudi. Tetapi kalau Yesus mati hanya untuk bangsa Yahudi saja berarti; bangsa kafir akan binasa, tidak mengalami kasih karunia.
Yohanes 19:34
(19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Namun satu dari antara prajurit menikam lambung Yesus dengan tombaknya, segeralah mengalir keluar darah dan air; dengan demikian, bangsa kafir dilahirkan kembali.
Inilah kemurahan hati TUHAN, inilah rahmat TUHAN yang dinyatakan langsung kepada bangsa kafir lewat pekerjaan yang dikerjakan oleh kematian Yesus Kristus di atas kayu salib di bukit Golgota.
Jadi, bukit Golgota adalah bukit yang besar. Kalau di dalam rumah TUHAN, di tengah ibadah dan pelayanan terhubung langsung dengan sengsara salib di bukit Golgota, itu merupakan rumah TUHAN (gunung TUHAN) yang besar. Jadilah kehidupan yang besar, tidak berjiwa kerdil; rela berkorban.
Sama seperti anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan, tentu saja ditandai dengan darah dan air ketuban.
Tadi kita sudah melihat:
1. Mezbah Korban Bakaran, terhubung langsung dengan darah salib Kristus.
2. Kolam Pembasuhan Tembaga, terhubung langsung dengan air, berarti mati dan bangkit bersama dengan Kristus.
Sedangkan PINTU KEMAH à Baptisan Roh Kudus atau dipenuhkan dengan Roh Kudus.
Biarlah kiranya kita semua, kehidupan yang sudah dilahirkan kembali oleh darah dan air, betul-betul mengalami baptisan Roh Kudus, betul-betul dipenuhkan Roh Kudus, supaya kehidupan kita ini dalam setiap gerak-gerik, dalam setiap langkah kehidupan rohani kita betul-betul berada di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, di dalam kendali Allah Roh Kudus, tidak lagi di dalam kendali dari daging itu sendiri, supaya kasih karunia dan kemurahan Allah itu tidak menjadi sia-sia. Hargai kasih dan kemurahan TUHAN; kepercayaan TUHAN dihargai.
Selanjutnya, fungsi dari pintu kemah ialah untuk memisahkan antara Ruangan Suci dari daerah halaman. Mengapa harus dipisahkan? Karena halaman masih bersifat daging. Jadi, fungsi Roh Kudus adalah untuk memisahkan kita dari tabiat daging, sehingga ibadah ini betul-betul kita kerjakan dalam kendalinya Allah Roh Kudus, terpisah dari daging dengan segala keinginan-keinginannya.
Roma 8:4
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Perlu untuk diketahui: Kalau kita menjalankan ibadah dan pelayanan ini di hadapan TUHAN dengan hidup menurut Roh, maka jelas kita menjalankan ibadah dengan pelayanan Roh, bukan dengan ibadah pelayanan tubuh, bukan ibadah yang dijalankan secara Taurat, bukan ibadah yang dijalankan secara lahiriah, bukan ibadah yang dijalankan secara rutinitas.
Kalau kita ada di dalam kepenuhan dari Allah Roh Kudus (baptisan Roh Kudus), maka kita tidak berada di bawah hukum Taurat, dan kita juga tidak menjalankan ibadah secara Taurat, bukan pelayanan tubuh, melainkan pelayanan Roh.
Contoh pelayanan tubuh atau ibadah Taurat: Saat mendengar firman, cepat-cepat senang, cepat-cepat gembira, cepat-cepat menangis, tetapi firman itu tidak mendarah daging, firman yang dia terima itu tidak segera ditindaklanjuti untuk menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari. Pendeknya; firman tidak mendarah daging; itu hanya sebatas keharuan. Kalau hanya sebatas keharuan dan firman yang diterima tidak dipraktekkan, itu namanya ibadah Taurat, pelayanan tubuh.
Ibadah Taurat itu sama seperti huruf-huruf firman (hukum Taurat) yang tertulis pada dua loh batu; tidak hidup, mati. Huruf itu mati, Roh yang menghidupkan.
Roma 8:5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
Mereka yang hidup menurut daging, mereka itu pasti memikirkan hal-hal yang dari daging, sekalipun sudah berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Sebaliknya, mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh, bukan hal-hal yang dari daging lagi. Memikirkan hal-hal yang dari Roh, berarti; memikirkan perkara yang di atas = memikirkan perkara rohani = memikirkan ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Itulah kalau seseorang hidup di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh-El Kudus. Camkanlah, perhatikanlah dengan sungguh-sungguh, teramat lebih seorang imam, pelayan TUHAN, hamba TUHAN, pemimpin sidang jemaat.
Roma 8:6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Keinginan daging akan berakhir dengan kebinasaan (maut), tetapi keinginan Roh adalah hidup dan satu paket dengan damai sejahtera (hidup dalam damai sejahtera).
Jadi, kalau seorang imam, hamba TUHAN, pelayan TUHAN, pemimpin sidang jemaat hidup menurut daging menunjukkan bahwa ia sudah berada di tepi maut, walaupun ia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Tetapi kalau kita hidup di dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, maka kita hidup, satu paket dengan damai sejahtera; hidup dalam damai sejahtera, nikah dalam damai sejahtera, ibadah dan pelayanan dalam damai sejahtera. Maka, itulah fungsi dari pintu kemah, itulah fungsi dari Allah Roh-El Kudus, yaitu memisahkan kita dari tabiat daging.
Daging yang dipersembahkan di atas mezbah, pada saat ia diletakkan di atas mezbah, pada awalnya pasti dia akan berbunyi. Demikian halnya dengan ibadah daging; suka kali bersungut-sungut (berbunyi), itulah ibadah daging, ibadah Taurat. Panas hati, bersungut-sungut, ngomel, korban Kristus disalahkan; karena yang ada di dalam pemikirannya, bahwa yang dia terima adalah untuk dagingnya. Padahal sesungguhnya, semua yang ada ini adalah dari TUHAN. Namun bila menjalankan ibadah daging (ibadah Taurat), seringkali lupa akan kemurahan TUHAN. Tetapi kita, janganlah lupa akan kemurahan TUHAN.
Oleh sebab itu, kalau saya ingat kembali dengan 4 (empat) makhluk yang tertulis dalam Wahyu 4, betul-betul mereka itu adalah manusia rohani, betul-betul berada dalam pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus. Hal itu bisa kita ketahui dari seruan mereka:
- Seruan yang PERTAMA: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN." Betul-betul empat makhluk ini mengangungkan kekudusan dari Allah Trinitas, menomor satukan untuk hidup dalam pengudusan; itulah seorang hamba.
- Seruan yang KEDUA: "Yang sudah ada, yang ada, yang akan datang." Seruan ini menunjukkan bahwa empat makhluk, sebagai gambaran dari hamba TUHAN yang hidup dalam pengaruh dari Allah Roh Kudus, namun betul-betl menghargai kemurahan TUHAN. Mengapa saya katakan demikian? Karena mereka lebih mendahulukan pernyataan "yang sudah ada", baru dilanjutkan dengan “yang ada -- hidup pertama --, yang akan datang -- hidup kedua --”. Jadi, kalau seruan mereka diawali dengan "yang sudah ada", kemudian dilanjutkan dengan “yang ada, dan yang akan datang”, berarti; hidup lebih dari kemurahan atau kemurahan lebih dari hidup.
1 Yohanes 5:6
(5:6) Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.
Yesus datang ke dunia ini dengan air dan dengan darah, dan Roh yang memberi kesaksian.
1 Yohanes 5:7
(5:7) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
Ada 3 (tiga) yang memberi kesaksian di dalam Sorga
1. Bapa.
2. Firman.
3. Roh Kudus.
= TUHAN Yesus Kristus; itulah Allah Trinitas.
1 Yohanes 5:8
(5:8) Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Ada 3 yang memberi kesaksian di bumi:
1. Roh à Pintu Kemah.
2. Air à Kolam Pembasuhan.
3. Darah à Mezbah Korban Bakaran
Inilah tiga kesaksian di bumi ini yang harus kita alami bersama-sama, sebagai tanda kelahiran baru.
Titus 3:5
(3:5) pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
Oleh karena kemurahan hati TUHAN, oleh karena rahmat TUHAN, yakni; oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Kita menerima keselamatan, adil kita sudah saksikan bersama-sama, bukan?
Titus 3:6-7
(3:6) yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, (3:7) supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Bangsa kafir dibenarkan oleh karena kasih karunia, dibenarkan oleh karena iman. Kemurahan hati Allah telah dilimpahkan bagi kita, bangsa kafir, oleh Yesus Kristus, sehingga kita, yang adalah bangsa kafir, hidup sebagai orang yang dibenarkan oleh karena kasih karunia. Bahkan oleh karena kasih karunia Allah, oleh karena rahmat Allah, bangsa kafir berhak menerima hidup kekal.
Kalau kita bandingkan dengan Efesus 2, bangsa kafir itu dimurkai dan ujungnya binasa, tetapi oleh karena rahmat dan kasih karunia TUHAN, bangsa kafir menerima hidup untuk hidup yang kekal, bukan hidup untuk satu kali, tetapi hidup untuk hidup yang kekal.
Oleh sebab itu, hargai kemurahan TUHAN. Berada di tengah ibadah, itu adalah kemurahan. Seorang imam yang diberi kesempatan untuk melayani TUHAN, itu adalah kemurahan; lalu dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus, itu adalah kemurahan, karena karunia dan jabatan Roh Kudus tidak bisa kita terima, tidak bisa kita peroleh, tidak bisa kita raih di luaran sana dengan kemampuan sejenius apapun seseorang, sepandai apapun seseorang. Jadi, jelas, semua karena kemurahan.
Titus 3:8
(3:8) Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.
Kita yang hidup dalam kasih dan kemurahan, bersungguh-sungguhlah melakukan pekerjaan yang baik ini. Kalau sudah hidup di dalam kelimpahan kasih karunia; sungguh-sungguhlah berusaha, sungguh-sungguhlah melakukan pekerjaan yang baik, sungguh-sungguhlah beribadah, sungguh-sungguhlah melayani TUHAN, sungguh-sungguhlah menyerahkan hidup kepada TUHAN. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia, terkhusus yang bukan bangsa Yahudi atau bangsa kafir.
Sebelum kita melihat soal “mandi” lebih dalam lagi, Sengaja saya tunjukkan soal kasih karunia ini, penyucian (permandian) yang dialami oleh bangsa kafir sebagai kemurahan supaya kita diselamatkan. Lebih jauh kita melihat kemurahan yang dialami oleh bangsa kafir di dalam 1 Korintus 6.
1 Korintus 6:7-8
(6:7) Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? (6:8) Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu.
Perikop ayat ini adalah “Mencari keadilan kepada orang-orang yang tidak beriman.” Bukankah ini adalah orang bodoh?
Kalau anak TUHAN sudah mendapat keadilan dan kemurahan dari sengsara salib, tidak mungkin mencari keadilan lagi di luar dari kemurahan sengsara salib yang sudah memberi keadilan. Jadi, kalau misalnya anak TUHAN suka berperkara membawa ke pengadilan (meja hijau), itu adalah anak TUHAN yang belum mengerti keadilan sorgawi, dia hanya mengerti soal keadilan di bumi.
Jadi, kalau anak TUHAN apalagi seorang hamba TUHAN masih menuntut-nuntut kebenarannya, menuntut keadilan dari manusia, itu adalah orang yang belum mengerti apa-apa.
Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Kalau saja antara yang satu dengan yang lain berperkara, itu adalah kekalahan rohani. Apalagi kalau perkara itu dibawa sampai ke meja hijau, maka lebih telak lagi kekalahan itu.
Mengapa dia suka berperkara, bahkan membawa perkara itu ke meja hijau? Rupanya, di sini dikatakan: Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?
Perhatikan keadaan dari bangsa kafir;
- Tidak mau menderita karena ketidakadilan.
- Tidak mau dirugikan.
Artinya; bangsa kafir menolak sengsara karena salib = tidak mengerti soal keadilan sorgawi dari Allah yang diturunkan ke bumi di tengah ibadah dan pelayanan ini.
Jadi ternyata, ada saja perkara antara yang satu dengan yang lain di tengah ibadah dan pelayanan, itu karena dia menolak sengsara salib; maunya diuntungkan saja. Kalau seseorang hanya mau diuntungkan, maka yang terjadi ialah ia suka merugikan orang lain.
Sebagaimana pada ayat 8: Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudara-saudaramu. Kalau seseorang tidak mau menyangkal diri dan memikul salib, maka orang lain yang dirugikan. Ini bukanlah keadilan dari sorga, dari Allah, melainkan dari bumi.
Tetapi keadilan dari sorga dari Allah adalah sudah seharusnya kita ini memikul salib, mau mengorbankan diri untuk orang lain. Tetapi kalau tidak mau mengorbankan diri untuk orang lain, berarti orang lain yang dikorbankan. Kalau hanya mencari keuntungan, berarti orang lain yang dirugikan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita datang beribadah hanya untuk kumpul-kumpul uang, lalu kita kirim ke mana-mana, tetapi lupa dengan setetes darah salib yang memberikan ibadah ini, memberikan pelayanan dan memberkati kita? Sudah tidak adil namanya.
1 Korintus 6:9-10
(6:9) Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, (6:10) pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Bangsa kafir yang tidak mengerti keadilan sorgawi, tidak mengerti keadilan dari Allah, maka ia tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.
Perlu untuk diketahui: Orang-orang yang tidak adil, itulah bangsa yang bukan bangsa Yahudi, itulah bangsa kafir, tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga. Praktek ketidakadilan:
1. Berlaku cabul = nafsu rendah. Contoh; meninggalkan ibadah hanya karena uang, meninggalkan ibadah karena pekerjaan, meninggalkan ibadah karena kuliah, meninggalkan ibadah karena kesibukan, itu adalah nafsu rendah (cabul).
2. Penyembah berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari TUHAN.
3. Berzinah. Berzinah rohani = menduakan hati TUHAN.
4. Banci = tidak laki-laki, tidak perempuan; tidak jelas. Terkadang pakai rok, terkadang pakai celana. Kalau pakai celana pun seperti rok; pakai rok pun seperti pakai celana; tidak jelas. Rambutnya pun tidak teratur; laki-laki, tetapi rambutnya seperti perempuan, itulah banci.
5. Pemburit = homoseksual; suka laki-laki dan suka perempuan. Burit diawali dari dosa Sodom (sodomi). Jadi, pemburit, berarti; pembelakang
6. Pencuri = mengambil yang bukan miliknya. Contoh; Tidak sepersepuluh, berarti sama dengan pencuri. Kalau saya mendapat berkat, seperti nanti dari Malaysia, saya akan mendapat berkat Alkitab, maka saya akan tanya harganya berapa, supaya saya tahu mengembalikan berapa jumlah sepersepuluhnya. Kalau misalnya, contoh; harganya Rp 150.000, berarti sepersepuluhnya adalah Rp 15.000. Kalau saya mendapat makanan ringan, maka saya akan tanya berapa harganya. Mengapa saya tanya? Supaya tahu untuk mengembalikan milik-Nya TUHAN. Kalau harga makanan itu Rp 10.000, berarti persepuluhannya ialah; Rp 1.000. Tadi sore ada jemaat yang mengantar sop yang mungkin dia beli dari kedai rumah makan, lalu saya perkirakan berapa harganya untuk saya berikan sepersepuluhnya. Mengapa demikian? Supaya jangan saya menjadi pencuri; sama-sama kita tidak menjadi pencuri. Dalam perkara kecil sekalipun, jangan anggap enteng, sebab dosa kecil maupun dosa besar, itu semua sama. Jadi, yang dihitung sepersepuluhnya, bukan hanya sepersepuluh dari gaji, tetapi hitung semua sepersepuluh dari semua berkat yang kita terima, hitung kemurahan TUHAN; jangan menjadi pencuri.
7. Orang kikir = pelit = tidak suka berbagi sekalipun dia memiliki.
8. Pemabuk = Hidup dalam hawa nafsu daging.
9. Pemfitnah = Yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar.
10. Penipu.
Itulah ketidakadilan dari bangsa kafir, ketidakadilan dari pada bangsa yang bukan bangsa Yahudi sebelum terpanggil di dalam TUHAN, sebelum hidup di dalam TUHAN, sebelum hidup di dalam kemurahan hati TUHAN. Dan ketidakadilan bangsa kafir ini akhirnya berujung kepada maut.
1 Korintus 6:11
(6:11) Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.
Tetapi pada akhirnya, bangsa kafir disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan oleh salib Kristus (darah, air dan Roh), yang dikerjakan oleh kematian Yesus di atas kayu salib, sehingga kita diselamatkan.
Inilah tiga saksi di bumi; bangsa kafir diselamatkan. Tiga saksi ini harus nyata supaya bangsa kafir memperoleh kemurahan; hidup di dalam rahmat-Nya TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan: Langkah-langkah untuk berada di ujung kaki TUHAN (hari perhentian), untuk mendapat perlindungan supaya ada kebahagiaan, itulah nikah rumah tangga, pertama-tama adalah harus mandi. Itulah perintah Naomi kepada Rut, dan Rut harus melakukannya, wajib hukumnya.
Sekarang, kita akan melihat sebuah kisah yang juga dialami oleh bangsa kafir di dalam Perjanjian Lama, ialah kehidupan yang akhirnya dimandikan oleh TUHAN sampai sempurna.
2 Raja-Raja 5:1
(5:1) Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.
Perikop ayat ini adalah “Naaman disembuhkan”.
Disembuhkan = dipulihkan. Kalau kita tergembala, maka hak rawat akan kita alami masing-masing.
Sebagai bangsa Aram -- berarti bukan orang Yahudi = bangsa kafir --, Naaman mempunyai 5 (lima) kelebihan;
1. Ia adalah panglima = mempunyai kedudukan.
2. Seorang terpandang = kebesaran di dunia.
3. Disayangi tuannya = dipermuliakan oleh dunia ini.
4. Memberi kemenangan besar.
5. Seorang pahlawan tentara = kegagahan.
Namun sangat disayangkan, sebab ternyata dibalik 5 (lima) perkara yang disebut sebagai kebanggaan dari bangsa kafir, ternyata Naaman mengalami sakit kusta.
Sejenak kita melihat tentang PENYAKIT KUSTA.
Bilangan 12:10
(12:10) Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
Singkatnya: Miryam kena kusta. Berarti, seluruh tubuhnya putih seperti salju.
Oleh karena kasih dan kemurahan TUHAN, sekalipun dosa itu merah seperti kain kesumba akan menjadi putih seperti salju, kalau darah salib yang menguduskannya. Tetapi lihatlah ayat 2 dan ayat 8 ...
Bilangan 12:2,8
(12:2) Kata mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN. (12:8) Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?"
Kata Miryam -- kakak Musa -- dan kata Harun -- abang Musa -- ialah “Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?” Dan pernyataan itu kedengaran sampai hadirat TUHAN.
Akhirnya memberitahukan yang sebenarnya tentang Musa kepada Miryam dan Harun;
Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Bayangkan, pada zaman nabi, Musa adalah salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara langsung dengan TUHAN -- Daniel adalah salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara dengan TUHAN, Elia adalah adalah salah satu hamba TUHAN yang bisa berbicara langsung dengan TUHAN --. Jadi, betapa hebatnya Musa.
Tetapi Miryam dan Harun, bisa-bisanya mengata-ngatai adiknya yang begitu setia di dalam segenap rumah TUHAN. Kemudian, TUHAN pun langsung berbicara kepada Musa, bukan dalam bentuk teka-teki. -- Nubuat penggenapannya adalah sama seperti Yesus yang berbicara secara langsung kepada 12 (dua belas) murid bukan dalam bentuk perumpamaan, tetapi TUHAN menyatakan rahasia sorga kepada 12 (dua belas) murid, TUHAN menyatakan wahyu kepada 12 (dua belas) rasul, itu adalah kemurahan. Tetapi kepada orang lain, TUHAN berbicara dalam bentuk perumpamaan, dalam bentuk teka-teki, supaya pada akhirnya sekalipun melihat tetapi tidak melihat, supaya mempunyai telinga tetapi tidak mendengar; jauh dari kasih karunia. --
Artinya, Musa ini adalah seorang hamba TUHAN yang rendah hati dalam kelimpahan kasih karunia. Tetapi Miryam dan Harun, kedua kakaknya ini, berani mengata-ngatai seorang hamba TUHAN yang tulus dan rendah hati, serta setia dalam segenap rumah TUHAN. Oleh sebab itu, TUHAN berkata: “Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?”
Singkatnya: Arti rohani dari penyakit kusta adalah merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci seperti salju. Kebenaran diri sendiri seperti salju, tetapi itu adalah kusta; itu adalah penyakit. Kebenaran diri sendiri adalah kusta; merasa diri benar, itu adalah penyakit kusta.
Lima kelebihan dari Naaman seolah-olah merupakan keadilan yang sudah dirasakan oleh Naaman seperti keadilan yang datang dari lima luka utama Yesus di atas kayu salib; tetapi sebetulnya, itu adalah kusta. Itu bukanlah keadilan dari sorga, dari Allah, untuk bangsa kafir; itu adalah kusta.
Tetapi kalau lima luka utama Yesus, itu adalah keadilan Allah bagi bangsa kafir. Sebetulnya, dengan empat luka, TUHAN sudah mati, tetapi hanya bangsa Israel saja yang selamat, sedangkan bangsa kafir tidak mendapat kemurahan. Maka, ditambahlah satu luka lagi, di mana satu dari antara prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak, maka dari luka inilah segera mengalir keluar: darah dan air, dengan demikian bangsa kafir mendapat kemurahan untuk diselamatkan.
Tetapi kebenaran diri sendiri, itu adalah kusta; sepertinya putih seperti salju; seperti benar tetapi penyakitan. Saya kira, tidak baik dan tidak elok dipandang mata kalau masih hidup dalam kebenaran diri sendiri. Menurut ukuran dunia mungkin terlihat baik, tetapi menurut pemandangan TUHAN, itu tidaklah elok.
Kalau anak TUHAN sudah penuh dengan hikmat, dia akan dapat mengenal pribadi seseorang; apakah orang itu penyakit kusta atau tidak. Dan kalau seseorang sudah mengerti (mengenal) penyakit kusta, hal itu tidaklah elok di pemandangannya, apalagi pemandangan TUHAN.
Sekarang, kita akan melihat PERATURAN DI ISRAEL TERKAIT DENGAN PENYAKIT KUSTA.
Bilangan 5:1-2
(5:1) TUHAN berfirman kepada Musa: (5:2) "Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya semua orang yang sakit kusta, semua orang yang mengeluarkan lelehan, dan semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan;
Perikop ayat ini adalah “Peraturan-peraturan mengenai orang-orang yang najis”. Jadi, penyakit kusta itu juga yang menajiskan seseorang. Kebenaran diri sendiri, itu yang menajiskan seseorang.
“ ... semua orang yang najis oleh mayat disuruh meninggalkan tempat perkemahan ...” Lepaskan diri dari tabiat daging, termasuk orang tua, sebab itulah yang menajiskan. Mayat à Kematian rohani karena kematian daging, baik itu orang tua, anak, adik, sahabat; tabiat daging itu yang menajiskan seseorang. Oleh sebab itu, lepaskan diri dari sana, apalagi kalau sudah melayani TUHAN. Tetapi yang terutama untuk kita perhatikan malam hari ini adalah soal “penyakit kusta.”
Bilangan 5:3
(5:3) baik laki-laki maupun perempuan haruslah kausuruh pergi; ke luar tempat perkemahan haruslah mereka kausuruh pergi, supaya mereka jangan menajiskan tempat perkemahan di mana Aku diam di tengah-tengah mereka."
Peraturan yang berlangsung di antara bangsa Israel kalau ada satu dari antara bangsa itu mengalami sakit kusta ialah diusir dari perkemahan.
Tetapi sampai hari ini, TUHAN masih izinkan kita ada di dalam rumah TUHAN, bukan? TUHAN masih izinkan kita ada di dalam kemah-Nya TUHAN, di Bait Suci-Nya TUHAN; itu adalah kemurahan.
Tetapi kalau peraturan yang sesungguhnya di Israel; setiap orang yang mengalami sakit kusta haruslah diusir, disingkirkan dari perkemahan, tidak diakui keberadaannya, seperti muka yang kena ludah bapaknya; betapa hinanya orang semacam ini.
Bilangan 12:13-15
(12:13) Lalu berserulah Musa kepada TUHAN: "Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia." (12:14) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari? Biarlah dia selama tujuh hari dikucilkan ke luar tempat perkemahan, kemudian bolehlah ia diterima kembali." (12:15) Jadi dikucilkanlah Miryam ke luar tempat perkemahan tujuh hari lamanya, dan bangsa itu tidak berangkat sebelum Miryam diterima kembali.
“Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia mendapat malu selama tujuh hari?” Diusir (disingkirkan) dari perkemahan selama 7 (tujuh) hari, itu sama seperti bapa meludahi muka anaknya; begitu hina. Itulah arti diusir 7 (tujuh) hari dari perkemahan, yaitu seperti seorang ayah yang meludahi muka anaknya; begitu hinanya.
Jangan suka meludah ya! Orang yang suka meludah karena kesalahan orang, sebetulnya itu adalah orang yang kena penyakit kusta.
Jadi, peraturan yang pasti terjadi di antara bangsa Israel kalau mengalami penyakit kusta ialah ia akan dikucilkan dari perkemahan selama 7 (tujuh) hari, sama seperti seorang bapa meludahi anaknya; dianggap hina sekali.
Mulai dari sekarang, sudah seharusnya kita menyadari hal ini dengan cepat-cepat: setiap orang yang menganggap diri lebih baik, lebih benar, lebih suci dari orang lain, itu adalah penyakit kusta; tanpa disadari, ia sedang dikucilkan oleh TUHAN, ia sedang merendahkan dirinya dan direndahkan oleh TUHAN.
Belajarlah dari apa yang kita terima malam ini; jangan rendahkan diri dengan merasa diri benar, jangan rendahkan diri dengan merasa diri lebih suci, lebih baik dari orang lain, itu adalah perbuatan bodoh.
Kesimpulannya: Lima kebanggaan dari pada Naaman bukanlah sebuah keadilan yang sesungguhnya, tetapi lima luka utama Yesus adalah tanda keadilan TUHAN bagi kita untuk masa sekarang, teramat lebih bagi bangsa kafir.
Sebab, sekalipun Naaman memiliki lima kelebihan, tetapi ternyata dia mengalami sakit kusta, dan itu bukanlah keadilan. Tetapi kehidupan yang hina namun ditolong oleh TUHAN lewat salib, itu adalah keadilan TUHAN dari sorga bagi kita semua.
2 Raja-Raja 5:2-3
(5:2) Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. (5:3) Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
Di sini kita melihat: Seorang gadis yang ditawan dari Israel dan menjadi pelayan bagi isteri Naaman, berkatalah ia kepada isteri Naaman: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."
Kalau TUHAN mau tolong kehidupan bangsa kafir, TUHAN selalu mempunyai cara tersendiri. Demikian juga kalau kita mau mengalami pertolongan dari TUHAN, cara TUHAN sangat unik untuk menolong kehidupan kita masing-masing. Apapun kesulitan yang kita hadapi, apapun penyakit yang kita alami, kalau TUHAN mau tolong, TUHAN punya cara untuk menolong kehidupan kita, asal dengan catatan; perhatikanlah firman Allah malam ini dengan baik. Jangan bermasa bodoh, jangan menganggap enteng apa yang sudah kita terima dari TUHAN.
Seperti halnya; biarpun gadis itu hanya seorang pelayan, biarpun gadis yang berasal dari Israel itu hanya seorang pembantu rumah tangga, tetapi ia bisa dipakai TUHAN untuk menolong bangsa kafir, kalau memang TUHAN mau tolong.
Jadi, jangan anggap enteng ibadah dan pelayanan ini. Sekalipun kita hanya seorang yang kecil melayani di tengah ibadah, tetapi jangan anggap enteng, sebab kita semua berharga di mata TUHAN.
2 Raja-Raja 5:4-7
(5:4) Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." (5:5) Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. (5:6) Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." (5:7) Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."
Ketika raja Israel membaca isi surat dari raja Aram yang berkata: “Sembuhkanlah dia (Naaman)”, raja Israel menganggap bahwa Raja Aram sedang mencari gara-gara, sedang mencari keributan, sehingga ia mengoyakkan pakaiannya. Mengapa? Karena raja Israel merasa dia bukan TUHAN yang sanggup menyembuhkan orang.
Tetapi setelah mendengarkan berita tentang kegelisahan raja Israel, lihat RESPON DARI ELISA.
2 Raja-Raja 5:8
(5:8) Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel."
Setelah mendengarkan berita bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, lalu Elisa memerintahkan raja Israel supaya Naaman segera datang menghadap Elisa, tepat seperti yang dikatakan oleh pelayan dari isteri Naaman itu.
2 Raja-Raja 5:9
(5:9) Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.
Lalu Naaman datang menghadap Elisa, persis di depan pintu rumah Elisa
2 Raja-Raja 5:10
(5:10) Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
Kemudian, Naaman diperintahkan oleh Elisa untuk mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, tujuannya; supaya tubuh Naaman menjadi tahir.
Kita semua sudah dimandikan oleh air dan firman, diawali dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, supaya kita dilahirkan kembali, kita ditahirkan kembali dari penyakit kusta (kebenaran diri sendiri).
Sekarang, kita akan melihat APA RESPON DARI PADA NAAMAN?
2 Raja-Raja 5:11-12
(5:11) Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! (5:12) Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.
Dari perkataan Naaman pada ayat ini, diam-diam Naaman masih menyimpan dosa kebanggaan dirinya, kemudian merasa diri benar, merasa diri lebih baik, merasa diri lebih suci dari orang lain. Jadi, dosa ini masih tersimpan, tersembunyi dengan rapi di dalam hatinya.
Tanda menyimpan dosa kebanggaan diri dan dosa kebenaran diri sendiri:
Yang Pertama: Suka mengatur hamba TUHAN. Sebagaimana dalam ayat 9, Naaman berkata: “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!” Pernyataan ini menunjukkan bahwa ia suka mengatur hamba TUHAN.
Yang Kedua: Memilih tempat untuk mandi. Seharusnya, anak-anak TUHAN, hidup gereja TUHAN tidak perlu memilih tempat untuk mandi, karena Elisa sendiri tidak perlu menggerakkan tangannya di bagian mana yang sakit yang dialami oleh Naaman. Sidang jemaat juga tidak perlu memilih-milih tempat untuk mandi; Oh, karena gereja itu gedungnya mewah, maka mandinya di situ enak. Oh, karena gereja itu gedungnya kecil, pastilah mandinya tidak enak di situ. Sebetulnya, itu adalah kesalahan yang besar.
Kalau menurut saya, mandi yang baik adalah mandi sampai menuntaskan dosa, berarti disucikan air dan firman yang limpah, sesuai dengan Wahyu 22:1, itulah sungai air kehidupan yang mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba; jernih seperti kristal.
Tetapi tidak sedikit kehidupan anak-anak TUHAN yang seperti ini; memilih tempat untuk mandi, karena gedung itu mewah, mungkin karena ada AC dan lain sebagainya. Tetapi itu adalah cara berpikir anak-anak rohani.
Sejenak kita lihat KANAK-KANAK ROHANI.
Ibrani 6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Lihat, asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel: Kemudian, bertobat
- Percaya à pintu gerbang. Percaya kepada Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat, itu merupakan pintu gerbang sorga.
- Kemudian, bertobat à Mezbah Korban Bakaran.
- Lalu, kolam pembasuhan tembaga, itu berbicara tentang permandian air.
- Sampai kepada pintu kemah, itu berbicara tentang kelahiran baru oleh Roh Allah.
Kemudian memang, ketika kita menerima asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus, di situ memang terjadi mujizat. Di tengah-tengah penginjilan itu, berita firman tentang kesaksian (penginjilan) itu, di situ banyak terjadi mujizat-mujizat lewat penumpangan tangan. Tetapi yang TUHAN mau adalah supaya selanjutnya kita beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Kalau anak TUHAN sudah menerima Yesus -- percaya dan yakin kepada Yesus, yang adalah TUHAN dan Juruselamat --, selanjutnya sudah dilahirkan kembali, itulah asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, seharusnya selanjutnya adalah beralih kepada perkembangannya yang penuh, tidak boleh bertahan di situ.
Tetapi rupanya, Naaman menginginkan hal yang demikian; memilih tempat untuk mandi, kemudian menginginkan supaya Elisa menggerak-gerakkan tangannya pada bagian tubuh yang sakit. Seperti seorang hamba TUHAN yang mengadakan demonstrasi untuk mujizat kesembuhan, pasti ia menggerak-gerakkan tangannya; itulah yang diharapkan oleh Naaman. Inilah gereja anak-anak; hanya berbicara soal kelahiran baru, seharusnya dilanjutkan sampai kepada perkembangannya yang penuh.
Apa yang dimaksud dengan “dilanjutkan sampai kepada perkembangannya yang penuh”?
1 Timotius 4:6
(4:6) Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.
Terdidik dalam soal-soal pokok iman, itulah asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, yaitu percaya, bertobat, lahir baru, tetapi tidak boleh berhenti sampai di situ; tetapi hamba TUHAN yang baik harus juga terdidik dalam ajaran sehat, itulah perkembangannya yang penuh.
Perkembangannya yang penuh, dalam susunan Tabernakel terkena pada Ruangan Suci; itulah perkembangannya yang penuh. Dari lahir baru, dilanjut sampai kepada Ruangan Suci.
Tapi Naaman adalah gambaran gereja kanak-kanak, yang masih bangga dengan lima perkara, masih menyimpan dosa kebenaran diri sendiri, itu adalah gereja kanak-kanak; mencari tempat untuk mandi, kemudian menginginkan seorang hamba TUHAN untuk menggerak-gerakkan tangannya pada bagian tubuh yang sakit yang dialaminya. Itu adalah gereja kanak-kanak.
Seharusnya adalah beralih pada perkembangannya yang penuh, tidak hanya pada penumpangan tangan.
Pada ayat 12 kita perhatikan: Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati, lalu mari kita perhatikan ayat 13.
2 Raja-Raja 5:13
(5:13) Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."
Lalu, di tengah perjalanan, pegawai-pegawai Naaman berkata: Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir.
Disuruh mandi kok tidak mau? Itu sebabnya, pegawainya berkata: kalau andaikata perkara sukar saja yang diperintahkan kepadanya akan dilakukan, apalagi ini hanya sekedar mandi.
Kadang-kadang kita datang kepada sebuah tempat untuk mandi, itu sangat sukar sekali; dengar firman sangat sukar sekali supaya mengalami penyucian. Banyak orang Kristen seperti itu; susah mandi firman. Tetapi coba jika sudah berbicara mandi uang; langsung dua telinga ini berkembang kempis, matanya yang tadinya hitam menjadi hijau. Tetapi kalau berbicara mandi firman rasanya setengah mati; padahal toh untuk mengalami kesembuhan supaya hidupnya dipulihkan, penyakitnya sembuh, rohaninya dipulihkan, supaya diubahkan oleh mandi air firman, tetapi itu juga susah.
Coba bicara mandi uang; matanya hijau keabu-abuan, bahkan bisa menjadi berwarna-warni seperti pelangi, tidak beraturan, tetapi kalau disuruh mandi firman sangat sukar sekali. Bagaimana dengan kita?
Sekali lagi kembali saya katakan: Kalau TUHAN mau tolong, TUHAN punya cara tersendiri untuk menolong. Diawali dengan seorang gadis Israel yang adalah pelayan dari isteri Naaman, kemudian pegawai-pegawai dari pada Naaman memberi sebuah pengertian. Memang hamba ini harus menjadi penolong. Pelayan TUHAN harus menjadi penolong. Pemimpin harus menjadi pelayan; yang terbesar hendaklah menjadi yang termuda (kecil), itulah yang TUHAN mau di tengah-tengah mandi firman TUHAN.
1 Korintus 5:6
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
Kemegahanmu tidak baik, tidak perlu bangga dengan lima perkara tadi. Jangan merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci, sebab sedikit ragi saja itu sudah mengkhamiri seluruh adonan hidup ini. Ingat; hidup ini hanya karena kemurahan.
Pengkotbah 7:8-9
(7:8) Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. (7:9) Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Tadi kita melihat: Naaman itu panas hati karena dia disuruh ke sebuah tempat untuk mandi tetapi tidak sesuai dengan pemikirannya (keinginannya), dia marah sekali. Ini adalah gambaran dari anak-anak TUHAN yang suka mengatur hamba-hamba TUHAN.
Tetapi dengan jelas di sini dikatakan: Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
Kemudian, akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.
Mazmur 37:8
(37:8) Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Di sini dikatakan: Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan.
Sekarang kita lihat respon dari pada Naaman dalam 2 Raja-Raja 5:14.
2 Raja-Raja 5:14
(5:14) Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.
Pada akhirnya, turunlan Naaman membenamkan dirinya untuk mandi di sungai Yordan sebanyak tujuh kali, sesuai dengan perkataan Elisa, hamba TUHAN itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir = lahir kembali.
Yang terpenting adalah dengar-dengaran; itu adalah kunci keberhasilan untuk mandi sampai ditahirkan. Jangan lagi suka mengatur hamba TUHAN, jangan memilih tempat untuk mandi. Jangan bertahan dengan asas-asas pokok dari ajaran Kristus, tetapi beralihkan kepada perkembangannya yang penuh (ajaran sehat / Ruangan Suci).
Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Memang, awalnya Naaman panas hati, tetapi akhirnya dia mau mandi di tempat di mana Elisa memerintahkan dia untuk mandi. Jadi, dibutuhkan untuk memiliki roh dengar-dengaran; itu adalah kunci keberhasilan, kunci pemulihan.
Dan akhirnya, pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, berarti; lahir kembali, sudah dilahirkan kembali.
Demi mengalami penyucian, maka bangsa kafir sudah seharusnya dengar-dengaran agar dosa kita disucikan oleh TUHAN.
2 Petrus 1:17-21
(1:17) Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (1:18) Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. (1:19) Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. (1:20) Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, (1:21) sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Kalau kita dengar-dengaran, maka hati kita semakin diteguhkan oleh firman nubuatan, oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Kalau keras hati, tidak akan bisa; seperti apapun pembukaan firman, tidak akan meneguhkan kehidupan seseorang. Tetapi kalau kita memiliki roh dengar-dengaran, maka hati kita diteguhkan oleh firman nubuatan.Oleh sebab itu, dengar-dengaranlah, sebab itu jauh lebih baik.
2 Raja-Raja 5:15-16
(5:15) Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!" (5:16) Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak.
Selain mengakui bahwa TUHAN Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat, Allah Abraham Allah Ishak Allah Israel, Allah yang berkuasa, sebagai Allah alam semesta, Naaman juga mempersembahkan korbannya kepada Elisa, sekalipun pada akhirnya Elisa menolak korban itu, karena Elisa rela membagi Injil Allah kepada Naaman.
Elisa adalah hamba TUHAN yang luar biasa; dia tidak menyombongkan dirinya, dia tidak bertahan dengan asas-asas pokok, itu sebabnya dia memerintahkan Naaman untuk pergi ke sungai Yordan, dan dia tidak takut untuk menyatakan kebenaran kepada seorang pejabat. Elisa tidak takut untuk menyatakan suatu kebenaran yang suci dan mulia kepada seorang yang kedudukannya tinggi. Inilah ajaran yang mengarah kepada perkembangannya yang penuh = ajaran sehat. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Sumber: https://gptserangcilegon.blogspot.com/2020/10/ibadah-pendalaman-alkitab-22-oktober.html
IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 22 OKTOBER 2020
KITAB RUT
(Seri: 113)
Subtema: DENGAR-DENGARAN UNTUK DITAHIRKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar