Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia memenuhi kehidupan kita karena sebentar lagi kita akan tersungkur di kaki salib TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, bukan Allah yang mati, itulah Allah Abraham, Ishak, Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, TUHAN dan Juruselamat berdaulat atas kehidupan kita semua.
Dan saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, hamba-hamba TUHAN yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada.
Selanjutnya, mari kita segera saja memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hal ini merupakan pernyataan Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Kemudian, seorang suami di dalam hal MENGASIHI ISTERINYA dapat kita pelajari dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak 2 (dua) kali, yakni:
1. Ayat 25-27.
Hal YANG PERTAMA, yaitu ayat 25-27, telah disampaikan untuk beberapa seri.
Sekarang, kita akan memperhatikan hal YANG KEDUA, yaitu ayat 28-29, di mana seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Berarti, siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri; mengapa demikian?
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Sebab antara suami dan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota. Mengapa saya katakan “oleh salib di Golgota”? Sebab, di sini dikatakan: “laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, jelas hal ini berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana Yesus dari sorga turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia dalam keadaan rendah hati, sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
BUKTI SUAMI MENGASIHI ISTERINYA:
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
Kemudian, pada hal yang kedua, dalam ayat 29 ini dikatakan: “tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya”.
Lebih rinci tentang MENGASUH dan MERAWATI.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat, sama seperti seorang ibu ramah terhadap anak-anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Sedangkan tugas seorang gembala sidang adalah:
Biarlah kiranya kita masing-masing pribadi lepas pribadi memberi kehidupan rohani kita untuk diasuh dan dirawat oleh TUHAN lewat penggembalaan yang TUHAN percayakan ini, karena Yesus adalah Gembala Agung.
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
Dalam kasih sayang yang besar terhadap sidang jemaat yang dilayaninya, Rasul Paulus rela membagi Injil Allah, kemudian ia juga rela membagi hidupnya demi sidang jemaat di Tesalonika.
Inilah keadaan (kedudukan) dari seorang gembala sidang di hadapan TUHAN di tengah-tengah ibadah dan pelayanannya kepada sidang jemaatnya.
1 Tesalonika 2:9
(2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
Rasul Paulus bekerja siang malam dengan segala usaha dan jerih lelah di dalam hal memberitakan Injil. Pendeknya; di dalam hal memberitakan Injil, Rasul Paulus bekerja siang malam. Berarti, Rasul Paulus bekerja bukan hanya pada waktu siang hari, namun juga pada waktu malam hari.
CONTOH bekerja pada waktu malam hari.
Lukas 2:8
(2:8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak (kawanan domba) mereka pada waktu malam. Pendeknya: Gembala-gembala berjaga-jaga pada waktu malam.
Waktu malam à Dunia ini berada dalam suasana gelap karena diliputi (dinaungi) oleh dosa. Jadi, dosa itulah yang menyebabkan sehingga dunia berada dalam gelap gulita. Dalam suasana semacam ini, tentu saja gembala-gembala dituntut ekstra berjaga-jaga dan senantiasa tinggal di padang penggembalaan.
Sedikit cerita: Lewat wabah Corona ini, kami sebagai gembala sidang, semakin dituntut untuk tinggal di padang penggembalaan, baik susah maupun senang tetap tinggal di padang penggembalaan. Seorang gembala tidak boleh seenaknya, tidak boleh sesuka hati tinggalkan padang penggembalaan.
Jadi, dari perkara ini kita memetik hikmahnya, bahwa wabah Corona ini mendatangkan berkat tersendiri dalam hal rohani bagi kita semua.
Lukas 2:9-10
(2:9) Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (2:10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Tujuan gembala-gembala berjaga-jaga pada waktu malam ialah; untuk menantikan berita dari sorga, dengan kata lain; menerima pembukaan firman dari Allah, dari sorga untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat, sebagai kawanan domba Allah.
Inilah tugas dari gembala-gembala pada waktu malam, yaitu menjaga kawanan ternak (kawanan domba) mereka untuk menantikan berita dari sorga, menantikan pembukaan Firman Allah, untuk selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat, sebagai kawanan domba Allah. Itulah tugas dari pada gembala-gembala; harus tetap tinggal di padang penggembalaan, tidak boleh sesuka hati meninggalkan padang penggembalaan, harus tetap berjaga-jaga pada waktu malam, supaya jangan terlihat rohani pada waktu siang, karena semua orang pada saat melayani persis seperti malaikat. Tetapi seorang gembala dituntut untuk berjaga-jaga pada waktu malam untuk menantikan berita dari sorga, itulah pembukaan firman yang selanjutnya disampaikan kepada sidang jemaat sebagai kawanan domba Allah. Kita harus mau diluruskan oleh kebenaran Firman Allah.
Sesungguhnya, berita dari sorga atau pembukaan Firman Allah merupakan kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Mengapa demikian? Sebab pembukaan Firman Allah bukanlah berita dari laut dan juga bukan berita dari bumi, melainkan BERITA DARI SORGA.
Sedikit saya tambahkan soal BERITA dari LAUT dan dari BUMI.
BERITA DARI BUMI à Ajaran palsu dari nabi-nabi palsu ... Wahyu 13:11-12.
BERITA DARI LAUT à Ajaran antikris ... Wahyu 13:1.
Demikian juga kalau seorang imam menerima upah di dalam melayani TUHAN -- pemimpin pujian diupah, pembaca firman diupah, pemain musik diupah, singer diupah, kuaier juga diupah -- itu adalah roh antikris, roh jual beli, apapun alasannya. Sebab Rasul Paulus berkata; sesungguhnya, upah kita adalah kalau dipercaya melayani TUHAN. Tetapi kalau melayani dengan mencari keuntungan, itu bukanlah upah, itu adalah roh antikris. Berikan diri untuk diluruskan oleh kebenaran firman.
Kemudian, berita dari laut (roh jual beli) disebut juga firman yang dikurangkan. Dikurangkan, artinya; pengajaran Firman Allah yang benar dan murni, yakni berita salib, dikurangkan (diganti) dengan dua hal:
1. Teologi kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya. Kalau begini cara berpikir seorang hamba TUHAN, lalu pemahaman ini ditransferkan kepada sidang jemaat, maka sidang jemaat menjadi bodoh, itulah yang disebut teologi kemakmuran.
2. Tanda-tanda heran atau pun mujizat-mujizat semata. Perlu untuk diketahui: biar sejuta kali mujizat terjadi di depan mata -- terjadi mujizat kesembuhan, terjadi tanda-tanda heran, jemaat rubuh-rubuh, tumbang, sampai teler, muntah-muntah -- tetapi kalau berita salib diabaikan, semuanya itu tidak ada artinya.
Pendeknya: Berita dari laut dan berita dari bumi bukan berita dari sorga, bukan berita keselamatan, bukan berita untuk bangsa-bangsa.
Selanjutnya, marilah kita melihat dan memperhatikan dengan seksama BERITA DARI SORGA.
Lukas 2:11-12
(2:11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (2:12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."
Kristus TUHAN yang dilahirkan itu adalah merupakan berita dari sorga, dan berita ini merupakan berita keselamatan dan kesukaan besar untuk seluruh bangsa tentunya.
Tanda atau ciri berita dari sorga ada dua:
1. Dibungkus dengan lampin.
Tentang: “DIBUNGKUS DENGAN LAMPIN”, telah disampaikan 2 minggu yang lalu. Tetapi yang pasti, lampin à kota empat persegi, yakni Yerusalem Baru ... Wahyu 21:16. Berarti, berita dari sorga, berita yang menyelamatkan itu dibungkus (dikemas) dengan rapi oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel; itulah berita keselamatan.
Mengapa saya katakan “dalam Terangnya Tabernakel”? Ruangan Maha Suci, menunjik; kota Yerusalem Baru -- sebab bentuknya empat persegi --, di mana panjang dan lebarnya dan tingginya sama.
- Panjangnya 10 (sepuluh) hasta.
Dua minggu lalu hal ini telah saya sampaikan; dan saya berharap hal itu benar-benar termeterai dalam kehidupan kita, artinya berita dari sorga itu memang harus dibungkus oleh Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel, tidak boleh dibungkus oleh bungkusan yang lain. Sekalipun terlihat rapi, tetapi kalau bungkusannya asing, itu bukanlah berita keselamatan, bukan berita kesukaan bagi bangsa-bangsa.
Tentang: “TERBARING DI DALAM PALUNGAN.”
Palungan à Hati manusia sebagai tempat makanan dan minuman. Demikian juga palungan merupakan tempat makan minum domba-domba. Jadi, palungan itu adalah gambaran dari hati manusia, sebagai tempat makanan dan minuman. Jelas, hal ini berbicara tentang persekutuan yang mendalam dengan Yesus, Anak Allah, lewat firman-Nya dan perjamuan suci.
Sejenak saja kita membaca Amsal.
Amsal 3:3
(3:3) Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
(7:1) Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu. (7:2) Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu. (7:3) Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu.
Loh hati adalah tempatnya Firman Allah. Biarlah kiranya kita memberi kesempatan bagi Firman Allah untuk mendapat tempat di dalam hati. Mengapa? Karena hati kita memang tempatnya Firman Allah. Jangan gunakan hati ini untuk menjadi tempat untuk perkara-perkara yang lain, apalagi untuk perkara yang tak suci. Biarlah kita khususkan hati ini sebagai tempatnya Firman TUHAN, bukan tempat yang lain-lain, bukan tempat yang jahat dan yang najis.
Terkait dengan itu, kita sambungkan langsung dengan 2 Korintus 3:3.
2 Korintus 3:3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.
Kalau hati manusia menjadi tempatnya Firman Allah, maka seseorang menjadi surat pujian atau surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang.
Biarlah firman itu mendapat tempat; dituliskan (dimeteraikan) oleh Roh Kudus pada loh-loh daging, yaitu pada loh hati kita masing-masing, sehingga dengan demikian, kita semua menjadi surat Kristus, surat pujian yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang, baik perkataan kita dikenal oleh setiap orang, baik perbuatan gerak-gerik sekecil apapun dapat dibaca, dapat dikenal oleh setiap orang.
Amsal 27:19
(27:19) Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.
Seperti air yang jernih dapat mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu sendiri. Kalau hati manusia mencerminkan manusia itu, maka sama saja dengan orang lain dapat bercermin dari hidup kita. Hidup kita ini menjadi cerminan, sehingga orang lain bisa bercermin; perkataan kita menjadi cerminan, perbuatan kita menjadi cerminan bagi setiap orang di mana pun kita berada.
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Kalau firman mendapat tempat di dalam hati kita, maka kehidupan kita ini menjadi cermin hidup; perkataan menjadi cermin hidup, perbuatan menjadi cermin hidup bagi setiap orang. Jadilah cermin. Biarlah Firman TUHAN mendapat tempat di dalam hati kita.
Jaga hati dengan segala kewaspadaan; jangan biarkan sesuatu yang tidak baik ada di dalam hati kita, jangan berikan kesempatan kepada sesuatu yang tidak suci untuk mendapat tempat di dalam hati kita masing-masing. Tutup pintu untuk sesuatu yang tidak suci supaya betul-betul kehidupan kita ini menjadi cermin. Jangan permalukan TUHAN.
Amsal 4:23
(4:23) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Mari kita menjaga hati kita masing-masing dengan segala kewaspadaan. Mengapa demikian? Sebab dari situlah terpancar kehidupan = cermin hidup. Jadilah cermin hidup bagi setiap orang di mana pun kita berada, bukan semata-mata di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, baik di rumah, baik di tempat bekerja, baik di tempat perkuliahan, di mana pun komunitas kita semua, biarlah kita menjadi cermin hidup.
Saya tambahkan sedikit lagi supaya kita semua yang sudah mengambil bagian dalam pelayanan semakin mengerti dan semakin dewasa di dalam 1 Timotius 4.
1 Timotius 4:15-16
(4:15) Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. (4:16) Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Rasul Paulus berkata kepada Timotius, anak rohaninya: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.”
Bukan saja hamba TUHAN atau pelayan-pelayan TUHAN, tetapi juga sidang jemaat juga harus mengawasi diri sendiri dan mengawasi ajaran. Ajaran itu harus diawasi dengan baik; jangan sampai ajaran yang sudah kita terima itu ternodai karena kita tidak bisa menjaga hati kita masing-masing.
Tetapi selanjutnya Rasul Paulus berkata: “Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” Jadi, seorang hamba TUHAN harus menjaga dirinya dengan segala kewaspadaan, juga menjaga segala pengajaran yang dia terima dari TUHAN dengan segala kewaspadaan, dan seorang hamba TUHAN harus bertekun di dalamnya supaya ia dan sidang jemaat selamat.
Jadi, seorang hamba TUHAN harus menjaga:
1. Sikapnya.
CONTOH atau gambaran tidak menjaga hati dengan baik.
Kita akan memperhatikan Yesaya 28:7-8, dengan perikop: “Terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem”, itulah hamba-hamba TUHAN atau gembala sidang, karena kita semua ada di Yerusalem, ada di tengah-tengah pelayanan, itulah takhta Kerajaan Sorga, Yerusalem Baru. Marilah kita melihat kondisi dari pemimpin-pemimpin Yerusalem ini, yang diawali pada ayat 7.
Yesaya 28:7
(28:7) Tetapi orang-orang di sini pun pening karena anggur dan pusing karena arak. Baik imam maupun nabi pening karena arak, kacau oleh anggur; mereka pusing oleh arak, pening pada waktu melihat penglihatan, goyang pada waktu memberi keputusan.
Ayat 7 ini merupakan gambaran dari seorang hamba TUHAN atau gembala sidang atau pemimpin sidang jemaat yang hidup di dalam hawa nafsu daging.
Akibat kalau seorang hamba TUHAN atau gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) hidup di dalam hawa nafsu daging, YANG PERTAMA: Pening pada waktu melihat penglihatan.
Artinya; pusing melihat penyucian, pusing melihat hal-hal yang mulia dan indah dari sorga. Mengapa demikian? Karena perkara itu bertentangan dengan tabiat daging.
Bukankah ini adalah sesuatu yang aneh? Kalau kita bandingkan dengan pribadi Rasul Paulus; dia justru bahagia sekali dengan penglihatan-penglihatan yang dia terima. Ketika Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga, di situ dia mendapat penglihatan-penglihatan; dan dalam suasana yang demikian, Rasul Paulus mengalami kebahagiaan walaupun hal itu tidak dia sombongkan kepada sidang jemaat.
Tetapi di sini kita melihat; hamba TUHAN, pemimpin sidang jemaat justru pusing (pening), sakit kepala pada waktu melihat penglihatan. Artinya; pusing melihat kalau terjadi penyucian, pusing melihat hal-hal yang mulia dari sorga, mengapa? Karena perkara-perkara yang dari sorga sangat bertentangan dengan tabiat daging.
Coba saja, kalau dinyatakan penyucian lewat berita salib, di mana dosa dikoreksi, dosa disucikan, maka pastilah ia pusing, pasti sakit kepala melihat penglihatan semacam itu. Sekarang, bagaimana dengan kondisi rohani kita? Kalau masih pusing dengan penyucian firman yang terjadi, itu adalah tanda bahwa kehidupan yang semacam ini masih dikuasai oleh hawa nafsu daging; itu tidak bisa tidak.
Saya berani mengatakan: terlalu banyak orang Kristen yang hidup di dalam hawa nafsu daging. Apa buktinya? Tidak suka mengalami penyucian, tidak suka dengan penglihatan-penglihatan dari sorga, itulah penyucian.
Bagaimana, adakah kita pusing dengan penglihatan dari sorga? Apakah kita pusing kalau penyucian dinyatakan lewat berita salib; dosa dikoreksi? Kalau masih pusing, baik ia adalah hamba TUHAN, maupun sidang jemaat, berarti ia masing dikuasai oleh tabiat daging; hal itu tidak bisa dipungkiri lagi.
Dahulu kita, di awal menerima Pengajaran Mempelai, suka panas hati, mengapa? Karena masih manusia daging yang belum rohani.
Akibat kalau seorang hamba TUHAN atau gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) hidup di dalam hawa nafsu daging, YANG KEDUA: Goyang pada waktu memberi keputusan.
Artinya; tidak mempunyai ketetapan hati. Sama halnya dengan orang yang mendua hati; sebentar begini, sebentar begitu, sebentar begini, sebentar begitu, tidak punya ketetapan di hati. Maka, yang benar adalah kalau ikut TUHAN, ikutlah dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak ikut TUHAN, tidak usah ikut TUHAN dengan sungguh-sungguh, tinggalkan TUHAN saja; dari pada goyang, dari pada mendua hati, tidak mendapat apa-apa. Kalau berbuat dosa, sekalian saja menjerumuskan diri dalam dosa, pasti ada juga pahala dosa, tetapi ujungnya maut. Sebaliknya, kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN dengan sungguh-sungguh.
Sekali lagi saya sampaikan: Akibat hidup dalam hawa nafsu daging ialah goyang pada waktu memberi keputusan, artinya; tidak mempunyai ketetapan di hati à orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa; dan itu semua disebabkan oleh hawa nafsu daging.
Yesaya 28:8
(28:8) Sungguh, segala meja penuh dengan muntah, kotoran, sehingga tidak ada tempat yang bersih lagi.
Mengapa seseorang hidup dalam hawa nafsu daging? Sebab di sini dikatakan: segala meja, itulah loh hati manusia, penuh dengan muntah, juga penuh dengan kotoran.
- Kalau hati penuh dengan muntah, itulah sesuatu yang menajiskan.
Maka, tentu saja, tidak ada tempat yang bersih lagi, tidak ada tempat bagi Firman Allah. Inilah yang menyebabkan seseorang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging.
Kita harus saling mendoakan satu dengan yang lain, supaya baik saya sebagai gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) tidak hidup dalam hawa nafsu daging, maupun sidang jemaat sebagai anak-anak rohani saya tidak juga hidup dalam hawa nafsu daging, supaya;
- Jangan pusing, jangan pening, jangan sakit kepala terhadap penglihan-penglihatan dari sorga, itulah penyucian yang sedang terjadi, dosa dikoreksi lewat berita salib.
Kalau hamba TUHAN, gembala sidang hidup dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat, tentu yang dirugikan adalah sidang jemaat, banyak jemaat yang dirugikan. Itu sebabnya di atas tadi saya katakan: mari kita saling mendoakan satu dengan yang lain supaya jangan mengalami kerugian yang besar di tengah-tengah kita melayani pekerjaan TUHAN dengan segala pengorbanan-pengorbanan, dengan segala jerih lelah dan usaha-usaha sebagaimana tadi yang sudah dibuktikan oleh Rasul Paulus.
JALAN KELUARNYA.
Yohanes 6:35
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Kata Yesus kepada mereka, orang banyak yang berbondong-bondong: “Akulah roti hidup”.
Singkatnya: Yesus adalah roti hidup. Roti hidup, berarti; Firman Allah.
Tetapi, ayat ini menceritakan kepada kita masih dalam bentuk Logos -- artinya; huruf-huruf Firman TUHAN yang pernah tertulis pada loh-loh batu, juga yang pernah tertulis pada setiap lembaran-lembaran gulungan kitab yang ditulis pada bagian luar dan bagian dalamnya --, karena Yesus sedang memproklamirkan “Akulah roti hidup”. Berarti, Yesus adalah Firman Allah, tetapi masih dalam bentuk Logos.
Berarti, Injil Yohanes 6:35 sama dengan Injil Yohanes 1:1.
Yohanes 6:48
(6:48) Akulah roti hidup.
Untuk yang kedua kali, Yesus berkata: “Akulah roti hidup”. Ini bukan lagi bentuk Logos, mengapa?
Yohanes 6:49-56
(6:49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (6:50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (6:51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (6:52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." (6:53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. (6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (6:55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. (6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Ikut TUHAN jangan pakai logika. Menyangkal diri, pikul salib, jangan diolah lagi pakai logika supaya nanti firman itu mendarah daging.
Singkatnya: Makan tubuh dan darah Yesus, sama artinya; firman menjadi daging. Inilah roti hidup, Firman Allah yang sudah menjadi daging, sudah menjadi praktek dalam kehidupan sehari-hari; rela menyangkal diri dan memikul salibnya masing-masing, tidak usah pakai logika.
Saat dosa kita dikoreksi lewat penyucian firman, itu adalah pengalaman salib, tidak perlu pakai logika; lalu berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan”, ini adalah logika manusia. Memang saat kita mengalami penyucian lewat firman, itulah berita salib yang menyucikan, memang sakit bagi daging, tidak masuk logika, tetapi itu harus dilakukan dan dialami sampai firman mendarah daging, mendapat tempat di dalam loh hati kita masing-masing. Nanti, di situ akan terjadi keajaiban-keajaiban dari sorga, dari Allah, kita alami di bumi ini.
Yohanes 6:54
(6:54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Keuntungan kalau firman sudah menjadi daging, YANG PERTAMA: Dibangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes 6:56-57
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Keuntungan kalau firman sudah menjadi daging, YANG KEDUA: Kita menjadi satu dengan TUHAN.
Yohanes 6:58
(6:58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
Keuntungan kalau firman sudah menjadi daging, YANG KETIGA: Ia akan hidup selama-lamanya, berarti; hidup kekal di dalam Kerajaan Sorga. Pengertian lain dari hidup kekal ialah dosa tidak berkuasa lagi.
Mengapa ada hari, mengapa ada minggu, mengapa ada bulan, mengapa ada tahun, singkatnya; mengapa ada waktu? Waktu ada sejak dosa berkuasa di bumi ini. Sebelum dosa ada, tidak ada waktu; no limit, hidup kekal. Nanti, kalau kita berada dalam hidup kekal, berarti tidak ada waktu, dengan lain kata; tidak ada dosa; itulah kalau firman mendarah daging.
Keuntungan kalau firman sudah menjadi daging (mendapat tempat di dalam hati):
1. Berada pada suasana kebangkitan.
Inilah berita dari sorga, berita yang menyelamatkan, berita kesukaan bagi bangsa-bangsa; dibaringkan dalam palungan. Biarlah firman itu mendapat tempat di dalam hati kita.
Sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang tidak suci, sesuatu yang jahat, cemar, najis, tidak mendapat tempat di dalam hati kita, karena itu semua adalah gambaran dari muntahan dan kotoran -- dalam ejaan lama disebut; tahi --. Jangan ada lagi muntahan, sesuatu yang najis; jangan ada lagi kotoran, sesuatu yang jahat; supaya betul-betul 3 (tiga) keuntungan besar menjadi bagian kita.
Yang pertama: dibangkitkan, yang kedua; satu dengan TUHAN, yang ketiga; hidup kekal, berarti dosa tidak berkuasa, no limit, puncaknya adalah doa penyembahan. hidup dalam kebahagiaan kekal, tidak ada lagi dosa atau no limit, itu adalah suasana penyembahan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
Yel-yel GPT Betania:
1. No Limit
Jawab: Penyembahan.
2. No. Limit
Jawab: Penyerahan diri.
Sumber:
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 22 SEPTEMBER 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 114)
Subtema: DIBARINGKAN DALAM PALUNGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar