Selamat malam. Biarlah kiranya damai sejahtera Kristus memerintah di tengah Ibadah Doa Penyembahan kita pada saat malam ini, juga memerintah di hidup sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Jakarta dan di Bandung, bahkan anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang tekun mengikuti Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan; biarlah kiranya TUHAN memberkati kita sekaliannya.
Selanjutnya, biarlah kiranya pembukaan firman dalam urapan Roh Kudus meneguhkan hati kita di malam ini, selanjutnya membawa hidup kita rendah di bawah kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan takhta TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup, dengan kata lain; tongkat kerajaan, tongkat kebenaran memimpin ibadah kita sampai kepada kekekalan.
Selanjutnya, marilah kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat yang di Kolose.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Di sini kita melihat; nasihat Firman Allah ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Oleh sebab itu, nasihat yang suci ini harus diterima dengan hati yang terbuka lebar-lebar, disertai dengan kerendahan hati, sekalipun seorang suami adalah kepala, adalah pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangga.
Kemudian, seorang suami di dalam hal mengasihi isterinya dapat kita pelajari langsung dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak 2 (dua) kali, yakni:
1. Ayat 25, Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya. Hal ini telah disampaikan untuk beberapa seri pada waktu-waktu yang lampau.
2. Ayat 28, Suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri.
Pendeknya: Siapa yang mengasihi isterinya = mengasihi dirinya sendiri, mengapa demikian?
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Antara suami dan isterinya sudah menjadi satu daging oleh salib di Golgota.
Sebab, di sini dikatakan: “Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, hal ini jelas berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana dengan Yesus, Anak Allah, Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain;
- Ia telah meninggalkan Bapa-Nya di sorga.
- Kemudian, Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga.
- Lalu, Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya.
Hal itu ditulis dengan jelas di dalam suratan Filipi 2:5-8. Dengan satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN yang adalah tubuh-Nya.
Jadi, kalau Yesus, Anak Allah, meninggalkan segala kemuliaan-Nya, meninggalkan rumah-Nya, meninggalkan Bapa-Nya di sorga, kemudian turun ke bumi, lalu menghinakan diri di atas kayu salib, itu semua Dia kerjakan hanya untuk satu tujuan; supaya Kristus, yang adalah Kepala, menyatu dengan gereja TUHAN, yang adalah tubuh-Nya.
BUKTI seorang suami mengasihi isterinya.
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.
Seorang suami mengasuhnya dan merawati isterinya, sama seperti Kristus -- yang adalah Kepala -- terhadap sidang jemaat -- yang adalah tubuh-Nya --.
Lebih rinci tentang MENGASUH dan MERAWATI, di dalam 1 Tesalonika 2.
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat di Tesalonika, sama seperti seorang ibu terhadap anaknya.
Ibu à Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Adapun tugas dari gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) adalah:
Sejauh ini, TUHAN telah mengasuh dan merawati hidup rohani kita masing-masing, sebab Dia adalah ...
- Gembala Agung yang senantiasa memelihara hidup kita sebagai domba-domba-Nya.
- Imam Besar Agung yang senantiasa melayani dan berdoa, serta memperdamaikan dosa kita.
Sekarang, kita kembali untuk memperhatikan tentang “mengasuh.”
Tentang: MENGASUH.
Kisah Para Rasul 7:21
(7:21) Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Di sini kita melihat: Musa diasuh oleh puteri Firaun seperti anaknya sendiri.
Perlu untuk kita ketahui: Ibu yang baik akan bertanggung jawab di dalam hal mengasuh anaknya. Sebaliknya, seorang anak berhak untuk mendapat hak asuh dari ibunya.
Oleh sebab itu, kita patut berterima kasih setinggi-tingginya dan mengucap syukur sedalam-dalamnya kepada TUHAN Yesus Kristus, sebab besar kasih sayang dan kasih setia-Nya atas kita.
BUKTI MUSA DIASUH PUTERI FIRAUN
Kisah Para Rasul 7:22
(7:22) Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Musa dididik dengan segala hikmat orang Mesir. Berarti, DIASUH = menerima didikan langsung dari TUHAN.
Pendeknya; Seorang anak akan mendapat didikan yang baik, apabila ia diasuh oleh ibunya dengan baik pula. Berbahagialah seorang anak jikalau ibunya menunjukkan tanggung jawabnya di hadapan TUHAN.
Kita harus berbahagia karena TUHAN adalah Gembala Agung yang bertanggung jawab dalam setiap kehidupan kita. Itu sebabnya, lewat ibadah pelayanan dalam penggembalaan GPT “BETANIA” ini, kita diasuh langsung oleh TUHAN.
1 Korintus 11:31-32
(11:31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (11:32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Sebaliknya, kalau kita menerima hukuman dari TUHAN, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia, supaya lepas dari kebinasaan sebagai hukuman kekal.
Seseorang tidak akan mendapat didikan yang baik, yakni didikan yang suci dan sempurna, jikalau ia menggunakan cara-cara, menggunakan metode-metode manusia duniawi. Sebaliknya, didikan yang baik, yakni didikan yang suci dan sempurna datangnya hanya dari TUHAN, tidak datang dari yang lain-lain.
Seperti yang dikatakan pada ayat 32: Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik.
Hukuman dari TUHAN à teguran dan hajaran yang terjadi atas seizin TUHAN = sengsara salib.
Jadi, didikan itu tidak boleh menggunakan cara-cara atau pun metode-metode dunia, tetapi ibadah itu harus dihubungkan langsung dengan salib, supaya mendapat didikan langsung dari TUHAN.
Maka, diperlukan (dibutuhkan) ketulusan dan kemurnian dari seorang pemimpin sidang jemaat (gembala sidang) di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini, supaya dengan demikian, ibadah ini terhubung langsung dengan salib. Kalau seorang hamba TUHAN tidak memiliki kemurnian di hati, kalau seorang pemimpin sidang jemaat tidak memiliki ketulusan di hati, maka ibadah itu akan dihubungkan langsung dengan metode-metode, dengan cara-cara manusia duniawi. Dan menurut saya, itu adalah ibadah akal-akalan, semu, kamuflase, tidak nyata, bayang-bayang, ibadah Taurat.
Kita langsung perhatikan suratan 1 Yohanes 4. Ayat ini seringkali kita baca, tetapi tidak jadi soal kalau memang kita harus diberkati kembali dalam bentuk dan sisi yang lain.
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
Saudara-saudaraku yang kekasih, Bapak-Ibu, saudara-saudari yang terkasih, perhatikanlah ini; apa yang dimaksud di sini? Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
Di sini dikatakan: Banyak nabi-nabi palsu yang bermunculan di hari-hari terakhir ini dan pergi memenuhi seluruh dunia (seantero dunia ini). Oleh sebab itu, janganlah kita mudah percaya dengan ibadah pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN, jangan lantas percaya dengan sebuah ibadah dan pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN, oleh seorang pemimpin sidang jemaat.
Oleh sebab itu, ibadah dan pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN perlu untuk diuji; apakah ibadah dan pelayanan itu berasal dari sorga atau berasal dari bumi, dengan menggunakan metode-metode atau cara-cara duniawi. Jadi, perlu diuji.
Saya juga ingatkan para pemirsa; jujur kepada hati nurani. Kalau melihat hamba TUHAN yang semacam itu, jujur kepada hati nurani, jangan mau terkecoh.
BAGAIMANA CARA UNTUK MENGUJINYA?
1 Yohanes 4:2-5
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. (4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
Cara untuk menguji roh:
- Jikalau ibadah dan pelayanan dihubungkan langsung dengan salib, itu adalah Roh kebenaran, sebab sidang jemaat mendapat didikan langsung dari TUHAN
- Sebaliknya, jikalau ibadah pelayanan itu sibuk berbicara tentang hal-hal duniawi, itu adalah roh antikristus; maka, dapat dipastikan, sidang jemaat tidak mendapat didikan yang baik dari TUHAN. Itu adalah metode-metode, itu adalah cara-cara duniawi, tidak mendapatkan didikan dari TUHAN.
Oleh sebab itu, jangan bersungut-sungut, jangan menggerutu manakala ibadah ini dihubungkan langsung dengan salib. Jangan lantas cepat-cepat tertarik dengan sebuah ibadah dan pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang pemimpin sidang jemaat, yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN manakala menggunakan metode-metode, manakala menggunakan cara-cara manusia duniawi.
Itu sebabnya, di atas tadi saya sampaikan: Sidang jemaat pertahankan hati nurani ini, pertahankan kemurnian di hati. Jangan mudah terkecoh. Kita belajar dari apa yang sudah TUHAN nyatakan. Jangan abaikan apa yang sudah TUHAN nyatakan malam ini.
Lebih terperinci tentang ROH KEBENARAN dan ROH ANTIKRIS, yang diawali dengan kalimat:
- “Setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia.” = Ibadah yang dihubungkan langsung dengan salib. Inilah ibadah yang berasal dari Allah, dari sorga, yang harus kita kerjakan di atas muka bumi ini.
- “Setiap roh, yang tidak mengaku Yesus.” = Ibadah yang tidak dihubungkan dengan salib. Inilah ibadah yang berasal dari dunia, yang dikuasai oleh roh antikris.
Dan memang, manusia dunia senang terhadap sebuah ibadah dengan menggunakan metode-metode atau cara-cara duniawi yang diterapkan oleh seorang pemimpin sidang jemaat di tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi kita bukanlah manusia duniawi, kita berasal dari Allah.
1 Yohanes 4:6
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
- Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami.
- Barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami.
- Kalau ibadah pelayanan -- kegiatan Roh -- dijalankan dengan menggunakan akal manusia, dengan menggunakan cara-cara manusiawi, dengan menggunakan metode-metode manusia duniawi, memang betul, banyak sekali manusia duniawi yang menyukai metode-metode semacam itu.
- Tetapi kalau ibadah itu dihubungkan langsung dengan salib, sangat sedikit orang yang mau masuk dan yang mau menerima ibadah semacam ini.
Jadi, kalau saudara bisa bertahan manakala ibadah ini dihubungkan langsung dengan salib, itu adalah kemurahan. TUHAN kita adalah TUHAN yang disalib, bukan TUHAN yang lepas dari salib. Maka, kalau ibadah ini terhubung langsung dengan salib, itu adalah didikan TUHAN, itu adalah metode dari sorga, dari Allah, supaya kita mendapatkan didikan langsung dari TUHAN, supaya kita diasuh langsung oleh TUHAN.
CONTOH IBADAH DARI SORGA, DARI ALLAH.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Perhatikan kalimat: Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas. Kalimat ini menghimbau kita untuk secepatnya mengerjakan ibadah dan pelayanan di hadapan Allah.
Selanjutnya, ibadah yang berasal dari sorga, dari Allah, ditandai dengan 3 (tiga) kata.
1. Kata “IMAN”, pada ayat 22.
2. Kata “PENGHARAPAN”, pada ayat 23.
3. Kata “KASIH”, pada ayat 24.
Jika dikaitkan dengan Tabernakel, tiga kata tersebut -- IMAN, PENGHARAPAN, KASIH -- terkena pada RUANGAN SUCI dengan 3 (tiga) alat di dalamnya.
1. Kata “iman”, terkena pada; Meja Roti Sajian à Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci
2. Kata “pengharapan”, terkena pada; Pelita Emas à Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh
3. Kata “kasih”, terkena pada; Mezbah Dupa à Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan
Kesimpulannya: Dengan tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, sama artinya; tekun menghadap Allah Trinitas di dalam nama TUHAN Yesus Kristus. Ini adalah pengertian yang benar dari Allah, dari sorga.
- IMAN yang kita miliki, itu merupakan pengorbanan yang dikerjakan oleh Yesus, Anak Allah, di atas kayu salib di Bukit Golgota 2.000 (dua ribu) tahun yang lalu; inilah yang disebut kebenaran iman. Pengorbanan Yesus itu adalah kebenaran iman, kebenaran Allah untuk membenarkan kita; itulah pengorbanan yang dikerjakan Yesus, Anak Allah.
- PENGHARAPAN yang kita miliki, itu merupakan pekerjaan dari Allah Roh-El Kudus. Jadi, kalau kita berada di tengah-tengah Ibadah Raya Minggu = Roh Kudus -- Roh Allah, Roh TUHAN yang suci -- sedang mempertajam kehidupan kita, mempertajam karunia-karunia dan jabatan supaya kita menjadi kaki dian dengan 7 (tujuh) pelita yang menyala di atasnya.
- KASIH yang kita miliki, itu merupakan tabiat dari Allah Bapa, itu berasal dari Allah Bapa, karena Bapa itu kasih adanya.
Jadi, sudah sangat jelas; dengan tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok = tekun menghadap Allah Trinitas, yaitu TUHAN Yesus Kristus.
Ibrani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Marilah kita untuk tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok -- menghadap Allah Trinitas --, berarti ditandai dengan 2 hal:
YANG PERTAMA: Saling menasihati. Artinya; saling mengingatkan supaya orang lain tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok juga. Jadi, masih banyak anak-anak TUHAN, masih banyak orang Kristen belum mengerti tentang 3 (tiga) macam ibadah pokok. Banyak orang Kristen hanya mengerti menghadap Allah dalam bentuk Ibadah Raya Minggu, tidak mengerti dua ibadah yang lain. Itu pun kalau memang dia setia dalam Ibadah Raya Minggu, bahkan 3 (tiga) macam ibadah pokok pun diabaikan begitu saja.
Oleh sebab itu, “saling menasihati”, artinya; saling mengingatkan supaya orang lain juga turut tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.
Jangan lupa Roh TUHAN, jangan lupa dengan kasih TUHAN, karena saya tidak selalu bisa terus ingatkan saudara di luar ibadah ini, baik di rumah, di tempat bekerja; oleh sebab itu, saat ini saya ingatkan: “Tetap pertahankan Roh TUHAN. Miliki kasih Allah.”
YANG KEDUA: Semakin giat melakukannya. Mengapa demikian? Karena kedatangan TUHAN sudah dekat, tidak lama lagi TUHAN datang kembali. Kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, sudah di ambang pintu. Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah, semakin giatlah melakukannya.
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Jika kita sengaja berbuat dosa atau sengaja meninggalkan 3 (tiga) macam ibadah pokok, sementara kita sudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran -- yakni tentang 3 (tiga) macam ibadah pokok --, maka konsekuensinya (sanksinya) adalah tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu, dengan lain kata; darah Yesus tidak berlaku atas dia = tidak ada pengampunan.
Oleh sebab itu, jangan anggap enteng soal ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok ini. Demikian juga anak TUHAN, terkhusus sidang jemaat yang di Malaysia; perhatikan 3 (tiga) macam ibadah pokok, sebab itu adalah ibadah yang benar dari sorga, dari Allah. Sidang jemaat yang di Bandung juga perhatikan 3 (tiga) macam ibadah pokok, tetap tergembala, tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok via internet (online), jangan diabaikan begitu saja.
Sebab, di sini dengan jelas dikatakan: Kalau kita dengan sengaja berbuat dosa, dengan kata lain; sengaja meninggalkan 3 (tiga) macam ibadah pokok, sementara kita sudah memperoleh pengetahuan yang benar, terkhusus tentang ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak berlaku atas dia.
Apalagi imam-imam; sudah mengerti soal kebenaran, tetapi tetap mengabaikan soal 3 (tiga) macam ibadah pokok, maka perbuatan baik yang banyak itu, tidak akan ada artinya. Untuk apa kita sudah berjerih lelah melayani TUHAN, tetapi mengabaikan 3 (tiga) macam ibadah pokok? Pengorbanan tidak ada artinya. Apa buktinya? Darah Yesus, korban Kristus tidak berlaku atas dia.
Itulah yang harus kita perhatikan supaya kita mengerti soal ibadah yang benar, ibadah yang berasal dari Allah, dari sorga. Itu sebabnya, setiap roh itu perlu diuji. Jangan secepatnya kita percaya dengan sebuah ibadah pelayanan yang diselenggarakan oleh seorang hamba TUHAN.
Sekali lagi saya sampaikan: Perlu diuji; apakah ibadah itu berasal dari Allah, dari sorga, atau ibadah dari dunia, dari antikris? Sementara nabi-nabi palsu sedang memenuhi seantero dunia ini. Hati-hati, nabi-nabi palsu sudah bermunculan.
Ibrani 10:27
(10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.
Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok, disebutlah ia pendurhaka atau pemberontak kepada Allah. Selanjutnya, pemberontak akan dilemparkan ke dalam lautan api neraka yang menghanguskan, binasa sampai selama-lamanya.
Setan itu penuduh, pendakwa dan pemberontak. Itulah malaikat; satu kali dia memberontak, dia berubah menjadi Setan, untuk sementara disimpan di dalam gua-gua, sampai menantikan penghukuman kekal. Oleh sebab itu, jangan suka memberontak.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan: Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok, disebutlah ia pendurhaka atau pemberontak kepada Allah. Selanjutnya, pemberontak akan dilemparkan ke dalam lautan api neraka yang menghanguskan, binasa untuk selama-lamanya.
Ibrani 10:28-29
(10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok setara dengan TIGA DOSA YANG LAIN;
1. Menginjak-injak Anak Allah = Menolak sumber iman, itulah sengsara Yesus di atas kayu salib.
2. Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya = Menolak Allah, sumber kasih.
3. Menghina Roh kasih karunia = Menolak sumber pengharapan, itulah Roh Kudus.
Intinya: Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok = Menolak Allah Trinitas, TUHAN Yesus Kristus.
Jadi, jangan kita berpikir; kalau menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok, itu adalah dosa biasa, tidak. Menolak 3 (tiga) macam ibadah pokok setara dengan 3 (tiga) macam dosa yang lain; ingat itu, saudara. Jangan anggap enteng.
Oleh sebab itu, jangan berbagi dengan kebodohan. Selagi ada kesempatan, gunakanlah kesempatan ini, karena kesempatan ini merupakan panjang sabarnya TUHAN. Manfaatkan, supaya kita memperoleh keselamatan; jangan berbagi dengan kebodohan, seperti 5 (lima) gadis yang bodoh.
TUHAN sudah menyatakan panjang sabar-Nya sebagai kesempatan untuk mengerjakan ibadah pelayanan di atas muka bumi ini, tetapi justru berfoya-foya pada siang hari, sampai akhirnya pelitanya hampir padam, sementara mereka tidak membawa minyak sebagai persediaan. Lalu akhirnya, 5 (lima) gadis yang bodoh meminta sedikit minyak dari 5 (lima) gadis yang bijaksana = 5 (lima) gadis yang bodoh menjadi peminta-minta.
Tetapi, 5 (lima) gadis yang bijaksana ini tegas terhadap peminta-minta. Hal itu bisa dilihat dari ungkapan mereka: “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu” = TEGAS, dia tidak mau meninggalkan minyaknya, bagaikan pohon zaitun yang tidak mau menjadi pemimpin atas daging. Pohon zaitun tidak mau mau meninggalkan minyak sekalipun ia diangkat sebagai pemimpin atas daging, karena minyak urapan itu dapat digunakan untuk menghormati TUHAN di tengah ibadah pelayanan dan menghormati sesama di tengah ibadah pelayanan.
Jangan sesekali tinggalkan 3 (tiga) macam ibadah pokok; hargai minyakmu. Jangan berbagi dengan kebodohan, apalagi berbagi dengan perasaan tabiat daging saudara, teman, orang tua, siapapun dia. Kita harus lebih takut kepada TUHAN dari pada Setan dan manusia, yang hanya bisa membinasakan tubuh, tetapi tidak bisa membinasakan nyawa kita.
Selanjutnya, kita akan melihat IBADAH YANG BENAR, IBADAH YANG DIHUBUNGKAN DENGAN SALIB, supaya betul-betul mendapat didikan yang baik, itulah didikan yang suci dan sempurna, langsung dari TUHAN.
1 Timotius 6:6-7
(6:6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (6:7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
Ibadah yang disertai dengan rasa cukup, memberi keuntungan besar; bukan keuntungan kecil tetapi keuntungan besar, pahalanya besar.
CONTOH ibadah yang disertai rasa cukup: Datang ke dalam dunia tidak membawa apa-apa, dan kita pun tidak membawa apa-apa keluar dunia = telanjang = polos. Hal ini jelas berbicara tentang penyerahan diri Yesus di kayu salib. Inilah ibadah yang disertai dengan rasa cukup, ibadah yang dihubungkan langsung dengan salib.
Semakin terbuka dan semakin jelas, bukan? Itulah baiknya TUHAN Yesus kepada kita.
Jadi, inilah ibadah yang dihubungkan langsung dengan salib, yaitu ibadah yang disertai rasa cukup. Apa itu ibadah yang disertai dengan rasa cukup?
- Datang tidak membawa apa-apa = telanjang = polos.
- Juga kembali ke TUHAN, keluar dari dunia ini dengan tidak membawa apa-apa = telanjang = polos.
Singkatnya: Ibadah yang disertai dengan rasa cukup adalah PENYERAHAN.
Ketika TUHAN ungkapkan pengertian ini, saya mengucap syukur berterima kasih kepada TUHAN. Maka tentu saudara juga harus bersyukur, karena diasuh oleh TUHAN, dengan lain kata; kita mendapat didikan langsung dari TUHAN. Tidak boleh ada yang sombong.
Sudah paham tentang “ibadah yang disertai dengan rasa cukup”, bukan? Jelas hal itu berbicara tentang penyerahan diri Yesus di atas kayu salib, atau ibadah yang dihubungkan langsung dengan sengsara salib, supaya kita dididik oleh TUHAN. Lewat ibadah ini kita diasuh, berarti; mendapat didikan langsung dari TUHAN.
Tetapi orang sombong, pemberontak, tidak menghargai ibadah dan pembukaan firman, ia tidak akan pernah mendapat didikan dari TUHAN, sekali pun ada di tengah-tengah pengasuhan.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Taat sampai mati bahkan sampai mati di atas kayu salib adalah tanda penyerahan diri Yesus di kayu salib.
Itu sebabnya tadi saya katakan: Ibadah yang disertai rasa cukup, itu berbicara tentang penyerahan diri Yesus di kayu salib, itulah ibadah yang dihubungkan langsung dengan sengsara salib.
PRAKTEK PENYERAHAN DIRI di tengah-tengah ibadah pelayanan di hadapan TUHAN.
Yohanes 19:23-24
(19:23) Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian -- dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. (19:24) Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian ... inilah ibadah yang disertai rasa cukup dihubungkan langsung dengan salib, penyerahan diri Yesus di atas kayu salib; pakaian-Nya diambil.
Di atas kayu salib, Yesus menyerahkan, antara lain;
1. Pakaian-Nya, lalu dibagi menjadi 4 (empat) bagian. Artinya; 4 (empat) penjuru bumi atau seantero dunia ini menerima kebenaran salib.
2. Jubah-Nya diserahkan lewat undian. Artinya; menikmati pelayanan Imam Besar adalah kemurahan hati TUHAN.
Jubah itu tidak dibagi menjadi empat bagian, tetapi jubah itu diperoleh seseorang lewat undian. Berarti, kalau seseorang datang menghadap Allah di tengah ibadah dan pelayanan, menikmati pelayanan Imam Besar, itu adalah kemurahan, bagaikan seseorang mendapat lotre, bagaikan seseorang mendapat undian. Kalau mendapat undian, itu adalah kemurahan. Jadi, bukan dibagi-bagi, melainkan kemurahan.
Itulah penyerahan diri Yesus, sehingga;
- Pakaian-Nya dibagi empat, artinya; empat penjuru dunia memperoleh kebenaran salib. Pakaian adalah kebenaran, itulah tabiat.
- Kemudian, jubah-Nya diserahkan lewat undian, artinya; kalau menikmati pelayanan Imam Besar, itu merupakan kemurahan hati TUHAN, sebab jubah itu diperoleh lewat undian (lotre).
Kalau TUHAN menghukum kita, itu artinya kita mendapat didikan TUHAN. Jadi, kalau ibadah ini dihubungkan langsung dengan salib, maka kita mendapat didikan TUHAN. Itulah ibadah yang benar, ibadah yang dari sorga, dari Allah, disertai rasa cukup.
Kasih Allah cukuplah itu bagi kita. Untuk apa seseorang memperoleh seisi dunia kalau ia harus kehilangan nyawanya? Kasih Allah cukuplah itu bagi kita.
1 Timotius 6:8
(6:8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Asal ada makanan, asal ada pakaian, cukuplah. Jadi, yang jelas, asal ada dua hal, itulah;
1. Asal ada makanan, cukuplah. Makanan à Firman Allah yang dibukakan dalam urapan Roh Kudus.
2. Asal ada pakaian, cukuplah. Pakaian à Kasih Allah yang berkuasa menutupi dosa kita.
- Kaya, tetapi tidak mengerti kebenaran dari sorga, tidak menerima pembukaan firman dalam urapan Roh Kudus.
- Kaya, tetapi tidak memiliki kasih Allah, tidak mengasihi TUHAN di tengah ibadah, tidak mau mengampuni sesama.
Itu sebabnya, dalam 1 Timotius 6:8 dengan tandas dikatakan: Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Inilah ibadah yang disertai rasa cukup, ibadah yang dihubungkan langsung dengan salib; itulah ibadah yang benar, ibadah yang berasal dari sorga, ibadah yang berasal dari Allah. Tidak usah ragu, melainkan bersyukurlah.
KEKEKALAN; Penyembahan.
KEKEKALAN; Penyerahan Diri.
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 NOVEMBER 2020
KITAB KOLOSE
(Seri: 123)
Subtema: IBADAH DISERTAI RASA CUKUP ADALAH PENYERAHAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar