Selasa, 29 September 2020

Hanya TUHAN yang MENGASUH dan MERAWAT

 

Shalom.
Selamat malam, salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita.
Pertama-tama saya mengucap syukur kepada TUHAN; oleh karena rahmat dan kasih karunia-Nya, masih mengizinkan kita, memungkinkan kita untuk mengusahakan dan memelihara Ibadah Doa Penyembahan. Dan kalau kita diberi kesempatan untuk berada di tengah-tengah perhimpunan Ibadah Doa Penyembahan, tentu saja karena kemurahan dari TUHAN.
 
Kita saling mendoakan, supaya kita diberi kekuatan, diberi kesehatan, diberi kesempatan untuk menikmati kasih dan kemurahan TUHAN. Dan biarlah lewat pembukaan Firman TUHAN, nanti membawa hidup kita rendah di kaki salib TUHAN, tersungkur di hadapan TUHAN, sujud menyembah Allah yang hidup; artinya, ibadah kita TUHAN pimpin sampai kepada ibadah yang tertinggi, itulah doa penyembahan, penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, dengan lain kata terlepas dari daya tarik bumi sehingga kita berkenan untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Sebagaimana Anak sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, sedang menyoroti, sedang mengamat-amati, sedang memperhatikan ibadah-ibadah yang dikerjakan di atas muka bumi ini.
Kiranya apapun yang kita persembahkan kepada TUHAN berkenan menyenangkan hati TUHAN. Biarlah Ibadah Doa Penyembahan malam ini menjadi korban persembahan bahkan dupa yang berbau harum menyenangkan hati TUHAN.
 
Tentu saja saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN, lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada. Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita malam ini, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma kita kerjakan, sehingga segala korban, segala persembahan menyenangkan hati TUHAN.
 
Segera saja kita memperhatikan Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose 3.
Kolose 3:19
(3:19) Hai suami-suamikasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.
 
Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hal ini merupakan pernyataan Allah yang ditujukan langsung kepada suami-suami supaya setiap suami tahu untuk mengasihi isterinya dengan benar.
Nasihat firman ini mau tidak mau harus diterima oleh seorang suami dengan segala kerendahan hatinya, meskipun seorang suami adalah kepala atau pemimpin di dalam hubungan nikah dan rumah tangganya.
 
Kemudian, seorang suami di dalam hal MENGASIHI ISTERINYA dapat kita pelajari dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus.
Efesus 5:25-29
(5:25) Hai suamikasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Suami-suami di dalam hal mengasihi isterinya dinyatakan sebanyak 2 (dua) kali, yakni:
1.      Ayat 25-27.
2.      Ayat 28-29.
 
Hal YANG PERTAMA, yaitu ayat 25-27, telah disampaikan (dipaparkan) beberapa waktu yang lalu.
Dan sekarang, kita akan memperhatikan hal YANG KEDUA, yaitu ayat 28-29, di mana seorang suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri. Berarti, siapa yang mengasihi isterinya = Mengasihi dirinya sendiri; mengapa demikian?
 
Efesus 5:31
(5:31) Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
 
Sebab antara suami dan isterinya sudah menjadi satu daging (satu tubuh) oleh salib di Golgota.
Laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya”, jelas hal ini berbicara tentang; salib di Golgota. Sebagaimana dengan Yesus Kristus; Ia telah meninggalkan segala milik kepunyaan-Nya, antara lain; Ia telah meninggalkan Bapa-Nya dan Ia telah meninggalkan rumah-Nya di sorga, bahkan Ia telah meninggalkan segala kemuliaan-Nya, dan itu ditulis dengan jelas oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi 2:5-8. Ia meninggalkan segala sesuatu dan turun ke dunia ini, dan menjadi sama dengan manusia. Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya, Ia taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
 
BUKTI SUAMI MENGASIHI ISTERINYA:
Efesus 5:29
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,
 
Tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya.
 
Lebih rinci kita akan melihat tentang MENGASUH dan MERAWATI.
1 Tesalonika 2:7
(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
 
Rasul Paulus berlaku ramah terhadap sidang jemaat -- secara khusus dinyatakan di sini kepada sidang jemaat di Tesalonika --, sama seperti seorang ibu ramah terhadap anaknya.
 
Ibu -> Gembala Sidang atau pemimpin sidang jemaat. Sedangkan tugas dari seorang gembala sidang adalah:
1.      Mengasuh kerohanian dari sidang jemaat.
2.      Merawati kerohanian dari sidang jemaat.
 
Sejauh ini TUHAN telah mengasuh dan merawati hidup kita masing-masing pribadi lepas pribadi, sebab Ia adalah Gembala Agung yang penuh kasih dan sayang, seperti apa yang dituliskan oleh Raja Daud di dalam Mazmur 23.
Pendeknya: TUHAN Yesus adalah Gembala yang bertanggung jawab kepada sidang jemaat-Nya, sebagai kawanan domba Allah.
 
Saya juga mau belajar untuk menjadi seorang gembala sidang yang bertanggung jawab; oleh sebab itu, biarlah kita saling mendoakan antara satu dengan yang lain, saling membangun antara satu dengan yang lain, karena memang kita semua adalah tubuh Kristus, dan kita semua adalah kawanan domba Allah; saling terkait, saling membutuhkan antara satu dengan yang lain.
 
1 Tesalonika 2:8
(2:8) Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.
 
Dalam kasih sayang yang besar terhadap sidang jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus;
-          Rela membagi Injil Allah.
-          Bahkan rela membagi hidupnya demi sidang jemaat di Tesalonika.
Dalam hal ini, Rasul Paulus telah menunjukkan suatu tanggung jawab yang besar di hadapan TUHAN.
 
Hamba TUHAN, imam-imam, sampai kepada seluruh sidang jemaat, tanpa terkecuali, sudah seharusnya mengikuti contoh teladan yang telah ditunjukkan oleh Rasul Paulus kepada sidang jemaat yang dia layani.
Tanggung jawab ini bukan saja dimiliki oleh seorang hamba TUHAN, tetapi kita semua, baik hamba TUHAN sampai kepada seluruh sidang jemaat juga harus belajar untuk menunjukkan tanggung jawabnya di hadapan TUHAN.
Dan saya juga berdoa supaya kehidupan sebagai seorang gembala juga bertanggung jawab untuk menggembalakan sidang jemaat di hadapan TUHAN, apapun yang saya alami dan rasakan, bahkan apapun yang terjadi, belajar untuk terus bertanggung jawab. Belajar untuk memperhatikan kawanan domba Allah, sidang jemaat yang TUHAN percayakan terkhusus di dalam hal memberi makan dan minum kawanan domba.
 
1 Tesalonika 2:9
(2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.
 
Di sini kita melihat dengan jelas sejelas-jelasnya, bahwa Rasul Paulus bekerja siang malam dengan segala usaha dan jerih lelah. Pendeknya: Dengan segala pengorbanan di dalam hal memberitakan Injil Allah terhadap sidang jemaat di Tesalonika.
Intinya di sini ialah Rasul Paulus siang malam melayani pekerjaan TUHAN tanpa mengenal lelah. Dalam Pengajaran Tabernakel, disebut dengan tahbisan yang benar dan suci.
 
Jadi, seorang hamba TUHAN, bahkan juga sampai kepada seluruh sidang jemaat, masing-masing kita harus berada di dalam tahbisan yang baik dan benar di hadapan TUHAN setiap hari, siang dan malam.
Siang malam melayani pekerjaan TUHAN tanpa mengenal lelah dan disertai dengan rasa tanggung jawab, dalam pengajaran Tabernakel disebut dengan tahbisan sehari-hari.
 
Bilangan 28:3-4
(28:3) Katakanlah kepada mereka: Inilah korban api-apian yang harus kamu persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela setiap hari sebagai korban bakaran yang tetap; (28:4) domba yang satu haruslah kauolah pada waktu pagi, domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja.
 
... Dua ekor domba berumur setahun ..., itu berbicara tentang kedewasaan penuh.
 
Di sini kita melihat: Ada suatu perintah untuk mempersembahkan 2 (dua) ekor domba jantan yang tidak bercela, berumur setahun, setiap hari, sebagai korban bakaran yang tetap di hadapan TUHAN. Berarti, selalu dipersembahkan setiap hari.
 
Kemudian,

-    Domba yang pertama dipersembahkan pada waktu pagi. Kegunaannya adalah untuk sepanjang hari. Kita senantiasa berada dalam tahbisan yang benar, yaitu dengan mempersembahkan korban bakaran di hadapan TUHAN setiap pagi, kegunaannya untuk sepanjang hari.

-     Domba yang kedua dipersembahkan pada waktu petang. Kegunaannya adalah untuk sepanjang malam (malam hari). 

 
Jadi, korban (domba) yang pertama dipersembahkan pada waktu pagi untuk sepanjang hari. Tetapi korban yang kedua dipersembahkan pada waktu petang untuk sepanjang malam. Berarti, pengorbanan itu bukan saja pada waktu siang hari, tetapi tidak kalah penting, juga harus dipersembahkan pada waktu malam.
Melayani pekerjaan TUHAN dengan penuh pengorbanan, penuh dengan usaha dan jerih lelah, tetapi hanya pada waktu siang hari, pada malam hari tidak, itu namanya kemunafikan. Itu sebabnya, 2 (dua) ekor domba jantan ini setiap hari harus dipersembahkan sebagai korban bakaran yang tetap;

-   Domba yang pertama dipersembahkan pada waktu pagi; kegunaannya untuk sepanjang hari, ditandai dengan korban bakaran, penyerahan diri sepenuh untuk TUHAN, sampai hangus, daging tidak bersuara lagi.

-    Domba yang kedua dipersembahkan pada waktu petang; kegunaannya untuk sepanjang malam, dipersembahkan sebagai korban bakaran, berarti sampai hangus. 

Jadi, bukan saja pada waktu siang hari, tetapi kita juga mempersembahkan korban bakaran (penyerahan diri) sampai hangus, juga pada waktu malam. Siang malam, setiap hari perintah ini harus dilakukan sebagai korban bakaran yang tetap di hadapan TUHAN.
Demikianlah Rasul Paulus rela membagi Injil Allah, bahkan rela membagi hidupnya kepada sidang jemaat di Tesalonika, siang malam. Inilah tahbisan kita setiap hari di hadpaan TUHAN.
 
Kalau berbicara tentang “korban bakaran”, itu berbicara tentang penyerahan diri sepenuh kepada TUHAN, sampai hangus. Berarti, di dalam pengorbanan, daging tidak bersuara; baik waktu pagi -- kegunaannya untuk sepanjang hari --, baik waktu petang -- kegunaannya untuk sepanjang malam --.
 
Bilangan 28:1-2
(28:1) TUHAN berfirman kepada Musa: (28:2) "Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku sebagai santapan-Ku, berupa korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi-Ku.
 
Mempersembahkan korban bakaran, korban pagi dan korban petang, itu merupakan perintah TUHAN yang harus kita perhatikan.
 
Perlu untuk diketahui: Penyerahan diri sampai hangus, daging tidak bersuara lagi, ini merupakan korban api-apian yang baunya menyenangkan hati TUHAN.
 
Bilangan 28:2,4
(28:2) "Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku sebagai santapan-Ku, berupa korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi-Ku. (28:4) domba yang satu haruslah kauolah pada waktu pagi, domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja.
 
Kedua domba itu diolah”, baik ketika dipersembahkan pada waktu pagi, juga ketika dipersembahkan pada waktu senja. Kedua-duanya diolah di hadapan TUHAN, berarti menjadi korban santapan bagi TUHAN.
 
Jadi, korban bakaran merupakan penyerahan diri kita sepenuhnya kepada TUHAN sampai hangus -- berarti daging tidak bersuara lagi --, itu merupakan korban santapan TUHAN. Dan yang namanya korban santapan, harus betul-betul dinikmati. Kiranya hal itu nyata dalam kehidupan kita masing-masing. Artinya: menikmati segala pengorbanan di tengah-tengah ibadah-ibadah dihadapan Tuhan.

 
Bilangan 28:3
(28:3) Katakanlah kepada mereka: Inilah korban api-apian yang harus kamu persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela setiap hari sebagai korban bakaran yang tetap;
 
Kemudian, di sini juga dikatakan: “Inilah korban api-apian yang harus kamu persembahkan kepada TUHAN: Dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela ...” Dua ekor domba yang dipersembahkan sebagai korban bakaran itu berumur setahun yang tidak bercela.
1 Tahun -> Kedewasaan rohani, kemudian tidak bercela.
 
1 Tesalonika 2:10
(2:10) Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.
 
Lihat, Rasul Paulus berkata: “Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu.” Betapa saleh, betapa adil, dan betapa tak bercacatnya Rasul Paulus di dalam melayani pekerjaan TUHAN; dan itu disaksikan oleh jemaat di Tesalonika dan juga disaksikan oleh TUHAN.
Jadi, tidak bercacat cela bukan hanya pada saat siang hari, tetapi juga pada malam hari; dan itu disaksikan oleh jemaat di Tesalonika, juga disaksian oleh TUHAN. Semua perbuatan kita, solah tingkah kita, perkataan kita, semua disaksikan oleh TUHAN; bukan saja disaksikan oleh sidang jemaat di Tesalonika, tetapi juga disaksikan oleh TUHAN.
 
Bisa saja seorang hamba TUHAN atau seorang pelayan TUHAN pada siang hari terlihat baik, tidak bercacat cela, tetapi malam hari melakukan banyak hal yang disembunyikan. Tetapi Rasul Paulus berkata: “Betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu.” Betapa saleh, betapa adilnya, dan betapa tidak bercacatnya Rasul Paulus di dalam melayani pekerjaan TUHAN; dan itu disaksikan oleh jemaat di Tesalonika dan TUHAN.
Biarlah kiranya kita menampilkan kehidupan kita seperti apa yang telah ditampikan oleh Rasul Paulus, bukan saja kepada sidang jemaat di Tesalonika (kepada sesama), tetapi juga di hadapan TUHAN.
 
1 Tesalonika 2:11
(2:11) Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,
 
Selanjutnya, di sini kita melihat: Selain tampil sebagai seorang ibu, Rasul Paulus juga tampil seperti bapa terhadap anak-anaknya. Berarti, memberi nasihat dan menguatkan hati dari sidang jemaat di Tesalonika pribadi lepas pribadi sebagai anak-anak rohaninya; itulah tugas seorang bapa.
 
Tugas seorang bapa adalah:
1.      Memberi nasihat yang baik terhadap anak-anaknya.
2.      Menguatkan hati anak-anaknya.
TUHAN Yesus Kristus, Dialah Bapa yang baik, apa buktinya? Kehidupan kita semua menerima nasihat-nasihat, kemudian hati kita dikuatkan selalu oleh TUHAN. Tentu saja kita patut bersyukur karena Dia adalah Bapa yang baik, Dia memperhatikan anak-anak-Nya semua, Dia memperhatikan kita, dan perhatian-Nya adil, tidak membeda-bedakan antara seorang dan yang lain, sebagaimana dengan  Rasul Paulus layak untuk untuk mengasuh dan merawati sidang jemaat di Tesalonika.
 
-          Mengasuh terkait didikan dan ajaran yang kita terima dari TUHAN.
-          Merawati terkait dengan mengurus, menjaga, memelihara orang yang sakit.
Sebagai anak-anak TUHAN;
-          Kita butuh Yesus untuk mengasuh tubuh kita, jiwa kita, roh kita.
-          Kita butuh TUHAN untuk merawati hidup rohani kita masing-masing.
Selama kita mendiami tubuh ini, kita banyak menanggung penderitaan, mengapa? Sebab itu adalah tanda bahwa seseorang masih mengalami yang namanya sakit hati, ada juga yang namanya sakit jiwa. Sakit apapun namanya, namun seseorang yang mengalami sakit sangatlah membutuhkan pribadi TUHAN Yesus Kristus untuk merawati kehidupan rohaninya.
Jadi, kita tidak bisa sombong di hadapan TUHAN. Mengapa demikian? Karena kita butuh TUHAN untuk mengasuh hidup rohani kita; kita juga butuh TUHAN untuk merawati hidup rohani kita masing-masing.
 
Tanda atau ciri kehidupan yang diasuh dan dirawati oleh TUHAN.
Kita akan memperhatikan Mazmur 142, dengan perikop (judul) “Doa seorang yang dikejar-kejar.” Dunia ini adalah penjara, tetapi biarlah kiranya kita jadikan hikmat sebagai saudara dan pengertian menjadi sanak. Kalau hikmat kita jadikan saudara, maka dia akan memperhatikan kita dalam segala kesusahan kita, sampai akhirnya melepaskan kita dari penjara dunia ini. Sampai hari ini, naga besar itu tidak berhenti memburu kehidupan dari gereja TUHAN.
 
Mazmur 142:2
(142:2) Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. (142:3) Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. (142:4) Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.
 
Singkatnya: Kita membutuhkan TUHAN untuk mengasuh hidup rohani kita masing-masing. Kita membutuhkan TUHAN untuk merawati hidup rohani kita masing-masing.
Kalau Daud -- yang adalah seorang raja besar -- membutuhkan TUHAN, maka tentu kita -- yang adalah manusia biasa -- sangat membutuhkan kehadiran TUHAN dalam kehidupan kita masing-masing.
 
Sebagaimana raja Daud berkata: “Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN.” Daud tidak berseru kepada yang lain, dia tidak memohon kepada yang lain, kecuali kepada satu pribadi, yaitu TUHAN Yesus baik. Apapun yang terjadi, mari berseru hanya kepada TUHAN dengan nyaring. Apapun yang kita alami, pergumulan seberat apapun yang kita alami, mari kita memohon dengan nyaring hanya kepada satu pribadi, yaitu TUHAN Yesus baik.
 
Pada ayat 3, Daud berkata: “Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya”, tidak kepada yang lain.
Banyak orang Kristen mencurahkan atau melampiaskan kejengkelan di hatinya, kebodohannya dengan mabuk, dengan merokok, dengan melakukan dosa-dosa. Lihat, orang dunia yang tidak punya TUHAN, yang tidak bergantung kepada TUHAN; manakala mengalami penderitaan, dia gunakan penderitaan itu untuk melampiaskan hawa nafsunya.
Tetapi kalau hidup di dalam TUHAN, anak-anak TUHAN, bagaikan pribadi Daud yang berkata: “Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya.” Jangan mencurahkan keluhan kepada yang lain-lain.
 
Dulu, sebelum saya menjadi hamba TUHAN, ada lagu favorit saya, lagu ciptaan Pance Pondaag, yang liriknya: “Kapan lagi kita berbincang dan berterus terang. Kapan kapankah lagi.” Saya bukan mau mengajari saudara untuk menyanyikan lagu dunia, tetapi itu adalah lagu yang saya nyanyikan manakala hati saya sedang berkeluh kesah pada saat dulu saya belum terpanggil menjadi hamba TUHAN. Dahulu saya menyanyikan itu karena saya tidak mengerti kebenaran, saya belum menjadi hamba TUHAN, hamba kebenaran.
Tetapi di dalam TUHAN tidaklah seperti itu; kita curahkan isi hati kita di kaki salib TUHAN. Jangan bodoh lagi. Apapun yang terjadi, manusia tidak bisa tolong kita, hanya TUHAN yang dapat mengerti kita.
 
Kemudian, Daud juga berkata: “kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya.” Kita tidak perlu ragu untuk memberitahukan segala kesesakan, segala sesuatu yang sudah menjepit kehidupan kita, karena Dialah Allah yang adil, tidak pernah menceritakan kekurangan kita kepada orang lain, tidak menganggap kita hina kalau kita mencurahkan segala kesesakan hati kita kepada TUHAN.
Kalau saat ini kita mencurahkan kesesakan hati kepada manusia; pada saat itu dia bisa mengerti kita, tetapi besok manakala hatinya jengkel, dia akan permalukan kita kepada banyak orang. Tetapi TUHAN tidaklah demikian; oleh sebab itu, bawa kesesakan, beritahukan semuanya ke hadapan TUHAN, jangan kepada yang lain, jangan kepada manusia, siapapun dia. Belajarlah semakin dewasa.
 
Kemudian, pada ayat 4, Daud berkata: “Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku.” Lalu Daud berkata: “Di jalan yang harus kutempuh, dengan sembunyi mereka memasang jerat terhadap aku.
Bayangkan, banyak orang yang kita pikir adalah sahabat, kita pikir adalah teman, tetapi ternyata diam-diam dia memasang jerat. Tetapi TUHAN tidaklah demikian; sekalipun kita berada dalam kelemahan, lemah lesu di dalam diri kita, namun TUHAN tidak pernah memasang jerat, tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
 
Perhatian-Nya sungguh luar biasa; Dia adalah TUHAN yang adil, Dia mengerti keadaan kita, Dia Maha mengerti, dan Dia sungguh merasakan apa yang kita rasakan. Manusia tidak bisa berbuat apa-apa kepada kita, tetapi TUHAN mengerti kita masing-masing.
Bawalah keluh kesah, kesesakan kepada TUHAN, jangan lampiaskan di media sosial, jangan lampiaskan kepada manusia, sebab media sosial dan manusia tidak mengerti hati kita masing-masing, dia tidak mengerti jalan pikiran kita masing-masing. Hanya TUHAN yang tahu jalan hidup kita masing-masing, hanya Dia yang bisa menguatkan kita, menopang kita, mengangkat kita di kala kita dalam kesusahan.
 
Mazmur 141:1
(141:1) Mazmur Daud. Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mudatanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu!
 
Dari ayat 1 ini pun, jelas sekali menunjukkan bahwa;
-          Kita butuh TUHAN untuk mengasuh hidup rohani.
-          Kita butuh TUHAN untuk merawati hidup rohani kita masing-masing.
 
Mazmur 141:2
(141:2) Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
 
Selanjutnya Daud berkata, YANG PERTAMA: “Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan.
Ukupan, itulah dupa kemenyan yang dibakar, lalu asapnya naik sebagai ukupan di hadapan TUHAN.
 
Selanjutnya Daud berkata, YANG KEDUA: “Tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.
Mengangkat dua tangan kepada TUHAN adalah tanda penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Dan biarlah itu seperti persembahan korban pada waktu petang. Penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN biarlah itu seperti persembahan korban pada waktu petang.
 
Jangan lagi kita melampiaskan keluh kesah kepada manusia, tetapi biarlah kiranya dua tangan yang terangkat sebagai tanda penyerahan diri sepenuhnya hanya kepada TUHAN, seperti persembahan korban pada waktu petang.
Mengapa dikatakan seperti persembahan korban pada waktu petang? Kalau kita kaitkan ketika bangsa Israel mempersembahkan korban paskah adalah pada waktu petang (senja), kebutuhannya adalah untuk sepanjang malam, di mana darah itu disapukan pada ambang atas dan kedua tiang pintu, sehingga bebas dari tulah pemusnah. Tetapi bagi bangsa Mesir; mengalami kematian anak sulung dari manusia sampai kepada binatang. Itu sebabnya kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini sebagai korban-korban sulung lewat penyerahan diri, angkat dua tangan; biarlah itu sebagai korban petang, sehingga kita boleh mengalami kelepasan.
 
Kemudian, penyerahan diri adalah tanda kelepasan, seperti bangsa Israel; pada waktu mempersembahkan korban paskah, mereka mempersembahkannya pada waktu petang, sampai akhirnya mereka mengalami kelepasan, dari perbudakan Mesir dan Firaun, dan dijadikan sebagai korban-korban sulung dari antara manusia.
Menyerah kepada TUHAN, jangan menyerah kepada keadaan. Jangan putus asa, jangan berkeluh kesah kepada manusia; menyerahlah kepada TUHAN, dan biarlah penyerahan diri seperti dua tangan yang terangkat, digambarkan persembahan korban pada waktu petang supaya kita boleh mengalami kelepasan. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
 



  



IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 29 SEPTEMBER 2020
 
KITAB KOLOSE
(Seri: 115)
 
SubtemaHANYA TUHAN YANG MENGASUH DAN MERAWATI
 

Minggu, 27 September 2020

Antikris Memburu Gereja TUHAN


Shalom.
Segala puji, segala hormat hanya bagi Dia. Dia layak untuk diagungkan, Dia layak untuk ditinggikan, Dialah Allah sesembahan kita, Allah yang hidup, Allah Abraham Ishak Yakub, Allah Israel, Allah yang berkuasa, Allah yang berdaulat, TUHAN dan Juruselamat atas kehidupan kita masing-masing.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN, bahkan hamba-hamba TUHAN, Bapak/Ibu terkasih di mana pun anda berada yang sedang mengikuti pemberitaan Firman TUHAN lewat live streaming video internet Youtube, Facebook di mana pun anda berada; kiranya TUHAN juga hadir di sana sebagai Imam Besar melayani berdoa memperdamaikan dosa kita masing-masing, sehingga ibadah ini tidak menjadi percuma kita kerjakan di hadapan TUHAN.
Selanjutnya, mari kita mohonkan kemurahan hati TUHAN, supaya kiranya TUHAN membukakan firman-Nya bagi kita di sore petang ini.
 
Segera kita menyambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Kitab Wahyu; sekarang kita masih berada dalam Kitab Wahyu 12:13.
Wahyu 12:13
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
 
Singkatnya: Naga memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
Sedangkan perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu jelas menunjuk gereja TUHAN yang sempurna atau sidang mempelai TUHAN.
 
Pertanyaannya: Mengapa perempuan itu diburu oleh naga itu?
Jawabnya: Karena naga itu sadar bahwa ia telah dikalahkan, dilemparkan ke bumi. Artinya, ia sadar bahwa ia tidak mendapat kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya.
Saat ini, manakala kita jatuh dalam dosa apapun bentuknya, TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita selebar-lebarnya. Kesempatan yang TUHAN berikan itu merupakan kemurahan hati TUHAN, panjang sabar hati TUHAN, tetapi jangan kita salah mengartikan panjang sabar TUHAN. Sebagaimana tadi malam sudah kita perhatikan lewat Ibadah Kaum Muda Remaja: Jangan kita salah mengartikan panjang sabar TUHAN, seperti bangsa Israel mengeraskan hatinya dalam perjalanan mereka di padang gurun selama 40 (empat puluh) tahun, dan itu merupakan gambaran perjalanan rohani gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini. Biarlah kita menghargai panjang sabar TUHAN, kemurahan hati TUHAN.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Naga itu sadar bahwa ia telah dikalahkan, dilemparkan ke bumi, artinya; ia sadar bahwa ia tidak mendapat kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahannya, sebab naga itu ingin membalas kekalahannya dan melampiaskan amarahnya.
Kalau naga itu ingin membalas kekalahannya dan melampiaskan amarahnya, menunjukkan bahwa;

-        Naga itu menyimpan sakit hatinya, dengan lain kata; sakit hatinya terpelihara dengan baik. Hati-hati, jangan sakit hati; walaupun hati sakit, tetapi jangan sakit hati. Walaupun tersakiti, jangan sakit hati.

-          Kemudian, roh dendam itu tidak pernah surut dari dalam dirinya.

 
GAMBARAN orang yang menyimpan sakit hati dan roh dendam tidak pernah surut dari dalam dirinya, di dalam ayat 12.
Wahyu 12:12
(12:12) Karena itu bersukacitalah,  hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,  celakalah kamu, hai bumi dan laut!  karena Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat,  karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."
 
Perhatikan kalimat: “Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat”, kemudian naga itu juga tahu, bahwa waktunya sudah singkat.
 
Hanya sekarang, yang menjadi pemikiran kita, APAKAH NAGA ITU DAPAT BERSINGGUNGAN LANGSUNG DENGAN KEHIDUPAN GEREJA TUHAN?
Memang, di sini dikatakan: “Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat,  karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat”, hanya sekarang yang menjadi pemikiran kita; apakah naga itu -- yang disebut juga Iblis atau Satan -- dapat bersinggungan langsung dengan kehidupan gereja TUHAN? Sementara Iblis atau Satan bersifat roh, lalu bagaimana ia dapat memburu perempuan atau gereja TUHAN yang sempurna.
 
Kita dapat menemukan jawaban yang pasti dalam Wahyu 11.
Wahyu 11:1
(11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya.
 
Yang masuk dalam ukuran TUHAN atau yang mendapat perlindungan langsung dari TUHAN ialah:

1.      Bait Suci Allah = gereja TUHAN yang sempurna.

2.      Mezbah, itulah orang-orang yang melayani, namun terhubung langsung dengan sengsara salib.

3.      Mereka yang beribadah di dalamnya, itu menunjuk kepada; doa dan penyembahan, sebab puncak ibadah kita adalah doa dan penyembahan. 

 
Wahyu 11:2
(11:2) Tetapi kecualikan pelataran Bait Suci yang di sebelah luar, janganlah engkau mengukurnya, karena ia telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak-injak Kota Suci empat puluh dua bulan lamanya."
 
Sementara pelataran Bait Suci yang disebelah luar atau yang disebut halaman telah diserahkan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan menginjak Kota Suci 42 (empat puluh dua) bulan lamanya atau 3.5 (tiga setengah) tahun. Adapun bangsa-bangsa lain (bukan bangsanya Allah), jelas menunjuk kepada; antikris.
 
Lebih jauh kita melihat BANGSA-BANGSA LAIN di dalam Injil Matius 6.
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? (6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
 
Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah = bangsa-bangsa lain; mereka itu dikuasai oleh roh kekuatiran. Praktek kekuatiran ialah; mereka sibuk dengan soal apa yang hendak dimakan, diminum dan dipakai.
 
Sebelum kita mengambil kesimpulan terkait dengan Wahyu 12:13 tadi, terlebih dahulu kita akan melihat ayat-ayat referensinya.
 
1 Yohanes 2:18
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
 
Sekarang telah bangkit banyak antikristus, itulah tandanya bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Berarti, suratan 1 Yohanes 2:18 sama dengan Wahyu 12:12, di mana di situ dikatakan; Iblis telah turun kepadamu,  dalam geramnya yang dahsyat karena ia tahu bahwa waktunya sudah singkat.
 
1 Yohanes 2:19
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
 
Sebenarnya, antikristus itu berasal dari antara anak-anak TUHAN, tetapi mereka itu tidak sungguh-sungguh ikut TUHAN, tidak sungguh-sungguh di dalam hal beribadah, tidak sungguh-sungguh di dalam melayani pekerjaan TUHAN, singkatnya; tidak sungguh-sungguh menyerahkan dirinya kepada TUHAN.
 
Hari-hari ini kita harus semakin sungguh-sungguh, sebab waktunya sudah sangat singkat sekali. Waktu yang singkat ini biarlah kita gunakan dengan baik; jangan malah kita gunakan untuk memburu daging seperti Esau. Manfaatkan waktu yang singkat ini; jangan kita menyesal di kemudian hari, sebab biasanya penyesalan selalu terjadi di kemudian hari.
 
Sekali lagi saya sampaikan dengan tandas: Antikris itu berasal dari antara anak TUHAN. Mengapa mereka menjadi antikris? Karena mereka tidak sungguh-sungguh ikut TUHAN, tidak sungguh-sungguh beribadah, tidak sungguh-sungguh melayani pekerjaan TUHAN, singkatnya; tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri mereka kepada TUHAN.
Oleh sebab itu, sebagai hamba TUHAN yang menerima jabatan gembala sidang, saya sampaikan: Sungguh-sungguhlah melayani TUHAN, sungguh-sungguhlah beribadah kepada TUHAN.
 
1 Yohanes 2:21
(2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
 
Sore petang ini TUHAN kembali menyinggung soal antikris, tetapi bukan berarti karena kita tidak mengerti soal kebenaran, tetapi TUHAN memang mau berulang-ulang menyatakan supaya kita tetap berjaga-jaga, tetap dalam keadaan waspada.
Kemudian, perhatikan kalimat: “tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran
 
1 Yohanes 2:22-23
 (2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak(2:23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
 
Singkatnya: Beribadah dan melayani TUHAN tetapi menyangkal salib Kristus = antikristus.
 
Memang, mereka beribadah, mereka melayani di tengah ibadah, tetapi mereka menyangkal baik Kristus, baik salib-Nya, itulah yang disebut antikristus.
Itulah sebabnya, pada ayat 21 dikatakan: “tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran”. Sedangkan antikristus ini pendusta; mereka beribadah tetapi menyangkal Yesus dan salib-Nya; imam-imam melayani tetapi menyangkal Yesus dan salib-Nya. Kita harus ketahui: “tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran”.
 
Terkait dari ayat ini, lebih jauh kita perhatikan 1 Yohanes 4:1.
1 Yohanes 4:1
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Di sini dikatakan: Jangan percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu.
Kalau sidang jemaat beribadah ya puji TUHAN; kalau imam-imam melayani pekerjaan TUHAN ya puji TUHAN; tetapi ibadah dan pelayanan itu perlu diuji rohnya.
 
Saya tidak mengatakan berada dalam perhimpunan ibadah sore ini, paling suci dan sempurna, tidak. Tetapi, perlu juga harus saya sampaikan: Janganlah percaya akan setiap roh di tengah ibadah itu, janganlah percaya akan setiap roh di tengah pelayanan itu, tetapi ujilah roh-roh itu.
 
Bagimana kita menguji roh-roh itu?
1 Yohanes 4:2-3
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, (4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
 
Perbedaan antara Roh Allah dan roh antikristus.
-          Menyangkal diri dan memikul salibnya, itu adalah Roh Allah, roh kebenaran.
-          Sedangkan menyangkal salib Kristus, itu sama dengan roh antikristus.
Demikianlah caranya untuk menguji setiap roh di tengah-tengah ibadah itu, menguji setiap roh dalam setiap hamba-hamba TUHAN yang mengambil pelayanan di hadapan TUHAN.
 
1 Yohanes 4:5-6
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. (4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
 
Antikristus itu berasal dari dunia, bukan berasal dari Allah, bukan berasal dari sorga, dengan bukti; di tengah-tengah ibadah dan pemberitaan firman, mereka sibuk memberitakan hal-hal yang duniawi, yaitu soal apa yang akan dimakan, soal apa yang akan diminum, dan soal apa yang akan dipakai = dikuasai oleh roh antikristus.
Sedangkan Roh kebenaran atau Roh Allah ialah mau menerima berita salib yang diperdengarkan dalam setiap ibadah-ibadah yang TUHAN percayakan.
 
Perhatikan ayat 6: “Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami” Mau mendengarkan berita salib dalam setiap pertemuan ibadah, itu adalah Roh Allah, itu adalah Roh kebenaran. Tetapi manakala seorang hamba TUHAN, gembala sidang, pemimpin sidang jemaat sibuk bicara soal perkara-perkara lahiriah, sibuk bicara soal makan minum dan pakaian, sibuk bicara soal perkara-perkara yang duniawi, itu adalah roh antikris yang menyesatkan, itu bukan roh yang berasal dari Allah, dari sorga.
Jadi, kalau hamba TUHAN menyampaikan satu dua ayat, lalu ditambahkan lagi dengan cerita-cerita isapan jempol, ditambahkan dengan dongeng nenek-nenek tua, ditambahkan dengan takhayul-takhayul, bahkan sibuk dengan mengadakan mujizat-mujizat kesembuhan, tetapi mengabaikan berita salib, itu adalah roh antikristus.
 
Bantu doa untuk saya bisa menyampaikan firman dengan baik, dan kita juga boleh menikmati apa yang TUHAN mau dari pemberitaan firman ini untuk kita boleh menikmati kemurahan dari sorga lewat ibadah sore ini.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Antikris itu sibuk berbicara soal perkara duniawi, soal apa yang dimakan, diminum, dan dipakai.
 
Kita akan melihat lebih jauh tentang CIRI-CIRI dari bangsa-bangsa lain, bangsa yang tidak mengenal Allah -- yang disebut dengan antikris --, dalam Injil Yohanes 8:37.
Dalam Injil Yohanes 8 ini, terdapat beberapa judul, antara lain:

1.      Perempuan yang berzinah, ayat 1-11.

2.      Yesus adalah terang dunia, ayat 12-20.

3.      Yesus bukan dari dunia ini, ayat 21-29.

4.      Kebenaran yang memerdekakan, ayat 30-36.

5.  Keturunan Abraham yang tidak berasal dari Allah = bangsa-bangsa lain = bangsa yang tidak mengenal Allah = antikris, ayat 37-47.

 
Kita lihat ciri dari antikris, bangsa yang lain, bangsa yang tidak mengenal Allah di dalam Yohanes 8:37, di mana ayat 37 ini berkaitan dengan judul-judul yang saya sebutkan tadi mulai dari ayat 1, yaitu tentang perempuan yang berzinah, itu semua berkaitan.
 
Yohanes 8:37
(8:37) "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
 
Orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus. Memang, mereka adalah keturunan Abraham, tetapi anehnya, mereka berusaha membunuh Yesus.
 
Di sini Yesus berkata: “tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Pada saat itu, TUHAN sedang duduk dan mengajar di dalam Bait Suci Allah. Sementara Dia mengajar di Bait Suci Allah, ahli Taurat dan orang Farisi membawa seorang perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari. Sebetulnya, menurut hukum Taurat, perempuan semacam itu langsung saja dirajam di tempat yang terbuka, dilempari dengan batu sampai mati di lapangan; tetapi karena hati mereka ingin mencobai TUHAN Yesus, terpaksa mau tidak mau, mereka membawa perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari itu ke dalam Bait Suci Allah. Tetapi justru pada saat itulah, perempuan yang kedapatan berbuat zinah itu tertolong; ini loh, kesempatan sedikit kita gunakan supaya kita mendapatkan pertolongan dari TUHAN.
Hubungan kita dengan TUHAN sama seperti hubungan tabut. Tetapi tabut adalah takhta Allah. TUHAN mau dudukkan kasih karunia dan kebenaran-Nya dalam kehidupan kita semua; biarlah itu nyata. Dan TUHAN sudah mendudukkan kasih karunia dan kebenaran keapda perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, lewat sengsara salib, dan itulah yang diajarkan kepada ahli Taurat dan orang Farisi termasuk orang Yahudi pada waktu itu.
 
Demikian juga pada judul (perikop) yang kedua:  Yesus adalah terang dunia”. TUHAN nyatakan kebenaran kepada mereka, bahwa pribadi-Nya adalah terang dunia. Demikian juga dengan judul (perikop) yang ketiga: “Yesus bukan dari dunia ini”, tetapi mereka berkata: “Kamu dari mana kalau begitu?” Kemudian, pada judul (perikop) yang berikutnya, Yesus kembali berkata “Kebenaran yang memerdekakan”.
Setiap kali Yesus menyatakan kebenaran, setiap kali Yesus menyatakan firman-Nya, itulah yang disebut “berita salib”, namun mereka tolak. Justru karena kebenaran itulah mereka berusaha membunuh TUHAN Yesus Kristus, Kepala Gereja, Mempelai Pria Sorga.
 
Itulah arti dari ayat 37 ini, “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham”, betul, puji TUHAN. Jika lahir sebagai orang Kristen, puji TUHAN; lahir dari orang yang beriman, puji TUHAN. Tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Dari beberapa perikop TUHAN nyatakan kebenaran tentang salib, namun mereka tolak, dan justru karena berita salib inilah orang-orang Yahudi (keturunan Abraham ini) berusaha untuk membunuh Yesus Kristus.

Yohanes 8:28
(8:28) Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.
 
Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia”, tetapi sayangnya, mereka menolak salib, dengan lain kata; mereka menolak untuk meninggikan korban Kristus, sehingga mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Anak. Jelas, ini adalah roh antikris, bukan?
 
Ini loh soal tadi; bagaimana mungkin Naga -- atau yang disebut Iblis atau Satan -- berusaha membunuh Yesus. Namun pemikiran kita, mungkinkah Setan bersinggungan langsung? Inilah yang mau saya sampaikan tadi, tetapi saya bawa dulu kita semua untuk melihat ayat-ayat sebagai referensi tentang antikris.
 
Yohanes 8:38
(8:38) Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
 
Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan. Kalau kita menilik Injil Matius 26:42, Yesus berkata: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!”, itulah berita yang Dia terima dari Bapa, yaitu untuk melakukan kehendak Allah Bapa, minum cawan Allah, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung di atas kayu salib; itulah yang dia beritakan.
Tetapi berita semacam ini ditolak oleh keturunan Abraham; justru itulah alasan mereka untuk membunuh Yesus.
 
Yohanes 8:45
(8:45) Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
 
Aku mengatakan kebenaran kepadamu, itulah kebenaran dari Allah, dari sorga, berita salib, kehendak Allah, namun kamu tidak percaya kepada-Ku. Kalau begini, lalu apa namanya? Tidak lain tidak bukan, itulah Antikris.
 
Yohanes 8:46
(8:46) Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?
 
Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? Ingat, di atas tadi sudah saya sampaikan: tidak ada dusta yang berasal dari kebenaranTetapi apa yang dinyatakan oleh Yesus tidaklah dusta, karena Dia melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa; apa yang Dia dengar, apa yang Dia lihat, itu yang Dia sampaikan, Dia tidak berdusta, tetapi antikris berdusta sebab berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, tetapi menyangkal salib Kristus.
 
Tidak ada dusta dari kebenaran, tidak ada dusta dari sengsara salib; ingat itu. Maka, kalau ibadah ini menghubungkan kita langsung kepada sengsara salib, jangan ngomel, jangan menggerutu, jangan bersungut-sungut, melainkan bersyukurlah kepada TUHAN, karena itu merupakan tangga dari bumi ke sorga, di mana ujungnya ada Tabut Perjanjian, pesta nikah.
Bukankah TUHAN senantiasa membentangkan Gulungan Kitab Yang Terbuka? TUHAN bukakan senantiasa rahasia-Nya; baik rahasia yang sederhana, maupun rahasia menurut ukuran TUHAN yang begitu dalam, TUHAN bentangkan, itulah salib, tangga dari bumi sampai ke sorga, di mana ujungnya adalah Tabut Perjanjian (pesta nikah).
Itulah sasaran akhir dari perjalanan rohani kita di atas muka bumi ini, bukan soal makan minum dan pakaian, sebab itu adalah roh antikris yang senantiasa berusaha untuk membunuh Yesus Kristus hanya karena berita salib.
 
Yohanes 8:47
(8:47) Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."
 
Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan berita salib; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.
 
KESIMPULANNYA: Keturunan Abraham tetapi tidak berasal dari Allah, itulah bangsa yang tidak mengenal Allah, itulah yang disebut bangsa lain, atau disebut juga antikris.
 
Yohanes 8:43-44
(8:43) Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. (8:44) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
 
Kalau akhirnya keturunan Abraham yang bukan berasal dari Allah berusaha untuk membunuh Yesus, itu karena mereka adalah benih dari pada naga, Iblis atau Satan. Kesimpulannya; mereka adalah mata atau kaki tangan dari Iblis atau Satan; inilah yang akan berusaha memburu perempuan itu.
Jadi, kalau akhirnya roh antikris ini berusaha membunuh Yesus dalam Injil Yohanes 8, itu karena mereka lahir dari benih Iblis atau Satan.
 
Lihat, benih dari naga yang disebut Iblis atau Satan, ialah:
1.      Pembunuh manusia sejak semula = tidak memiliki kasih.
2.      Tidak hidup dalam kebenaran = tidak mengenal sengsara salib.
3.      Bapa pendusta = tidak memiliki Roh Allah.
Jadi, kalau akhirnya antikris berusaha untuk membunuh Yesus, itu karena mereka adalah keturunan dari Setan (naga); inilah yang menjadi mata, inilah yang menjadi kaki tangan dari antikris, yang berusaha untuk mengejar perempuan itu.
 
Sekali lagi saya sampaikan, kesimpulannya: Yang menjadi kaki tangan dari naga -- yang disebut juga Iblis atau Satan -- ialah ANTIKRIS.
Oleh sebab itu, kalau ibadah dihubungkan langsung dengan sengsara salib, biarlah kita bersyukur saja, jangan bersungut-sungut.
 
Kita kembali membaca Wahyu 12.
Wahyu 12:13
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
 
Ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Singkatnya;  naga itu memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Jelas, yang memburu itu adalah antikris, kaki tangan dari ular naga, itulah Iblis atau Satan.
 
Wahyu 13:1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
 
Binatang keluar dari dalam laut Ã  Antikris. Di mana antikris itu merupakan gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang, yaitu macan tutul, beruang dan singa. Kemudian, perhatikan: naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.
Jadi, sudah semakin jelas; yang memburu perempuan itu adalah kaki tangan dari naga atau Iblis atau Satan, itulah antikris.
 
Kita kembali membaca Wahyu 12.
Wahyu 12:14
(12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Tetapi, kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar.
 
Biarlah kiranya pada akhirnya, hidup kita masing-masing, pribadi lepas pribadi, menerima kedua sayap burung nasar yang besar; itu adalah doa saya sebagai gembala sidang, sebagai hamba TUHAN, sebagai pemimpin sidang jemaat yang bertanggung jawab atas keselamatan sidang jemaat yang TUHAN percayakan ini.
Kiranya kita masing-masing menerima kedua sayap burung nasar yang beasr. Lalu, bagaimana proses untuk mendapatkan sayap burung nasar yang besar ini?
 
Matius 24:27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
 
TUHAN datang setelah terwujudnya kesatuan tubuh Kristus yang sempurna, atau setelah terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, yang dimulai dari Timur sampai ke Barat, dimulai dari pintu gerbang sampai Ruangan Maha Suci.
Setelah terwujudnya kesatuan tubuh, barulah Anak Manusia datang tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga, terpujilah Dia.
 
Bagaimana proses untuk mendapatkan sayap burung nasar yang besar ini?
Matius 24:28
(24:28) Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
 
Di sini dikatakan: “Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun
Kata “bangkai” mungkin terlalu aneh di telinga kita masing-masing. Oleh sebab itu, mari kita lihat PERSAMAAN BANGKAI di dalam Injil Lukas 17.
 
Lukas 17: 37
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
 
Yesus berkata: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.
 
Singkatnya; Kita memperoleh sayap burung nasar yang besar lewat bangkai, lewat mayat, itulah pengalaman kematian Yesus di kayu salib. Di mana ada bangkai, di mana ada mayat, di situlah burung nazar berkerumun.
 
Lebih jauh tentang BANGKAI atau MAYAT.
Matius 27:49
(27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
 
Kalau berbicara tentang “Elia”, itu tidak lepas dari; mujizat yang diadakannya:
-          Menurunkan api dari langit ke bumi.
-          Menutup langit supaya jangan turun hujan, lalu membuka langit supaya pada akhirnya hujan turun.
Bukankah itu adalah mujizat?
Tetapi kita tidak sibuk soal mujizat semacam itu. Asal kita mencari Kerajaan Sorga dan kebenaran didudukkan di atas takhta itu, maka semuanya ditambahkan;
-          Makan, minum, pakaian ditambahkan.
-          Mujizat kesembuhan ditambahkan.
 
Satu patah kata saja: “Sembuh, sembuh, sembuh”. Tidak perlu saya mengadakan demonstrasi kepada orang yang sakit pada bagian yang sakitnya, tidak perlu. Sepatah kata saja, imani saja firman, maka yang sakit pasti sembuh. Maka, kalau saya berdoa untuk orang sakit, tidak perlu terlalu wah, tidak. Pegang sakitnya, lalu berdoa di dalam nama Yesus, maka sembuh; dan itu karena firman, bukan karena saya.
Ada yang kudisan, lalu sembuh; ada yang memiliki benjolan akibat semacam guna-guna, lalu sembuh; itu semua karena firman yang menyembuhkan. Kalau kita sudah mendarah daging dengan firman, ya sembuh saja, sudah.
Jadi, bukan mujizat kesembuhan itu sebagai tolak ukur, melainkan “bangkai”; oleh sebab itu, perhatikan bangkai.
 
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
 
Menyerahkan nyawa-Nya, itu adalah pengalaman kematian Yesus di atas kayu salib; menjadi bangkai. Kematian Yesus di kayu salib, itulah bangkai, itulah mayat.
Pada saat Ia menjadi bangkai, berarti Ia sudah menyerahkan nyawa-Nya, yang didahului dengan: “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, itulah doa penyahutan kepada Bapa.
 
Berarti, pengalaman kematian (menikmati bangkai) adalah tanda penyembahan kita kepada TUHAN, yaitu: penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah; itulah bangkai.
Nikmati bangkai, yaitu, hidup dalam penyembahan, dengan lain kata; menyerahkan diri sepenuhnya untuk taat kepada Allah. Nikmati saja bangkai, maka di situ kita akan memperoleh sayap burung nasar yang besar.
 
Jadi, bukan soal berkat rohani, yaitu: mujizat kesembuhan, serta bukan soal berkat jasmani, yakni; apa yang akan dimakan dan diminum dan dipakai, bukan. Sekali lagi saya sampaikan: Kalau berbicara “bangkai”, berarti berbicara soal penyembahan, dengan lain kata; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, maka di situlah sayap burung nasar kita peroleh.
Pengalaman kematian, itu adalah penyembahan, penyerahan diri sepenuhnya untuk memperoleh sayap burung nasar yang besar; saya tidak ragu mengatakan itu.
 
Sejenak kita bandingkan penyerahan diri Yesus tersebut, apakah terbukti atau tidak? Penyerahan ini harus dibuktikan juga, dan diuji juga. Setelah Yesus dibaptis, lalu penuh dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus itu sendiri menuntun Dia ke padang gurun, bukan? Demikian juga nanti gereja TUHAN yang sempurna disingkirkan ke padang gurun, jauh dari mata ular, kepada mereka diberikan sayap burung nasar yang besar. Tetapi penyembahan atau penyerahan diri itu perlu dibuktikan.
 
Matius 4:8-10
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
 
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. Kita bersyukur karena TUHAN membawa kita ke atas gunung TUHAN, tetapi biarlah kiranya dari atas gunung TUHAN ini kita melihat Kerajaan Sorga. Kalau di sini kita melihat; Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dan kemegahannya, memperlihatkan keindahan dunia.
 
Lalu Iblis berkata kepada Yesus: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Tetapi Yesus berkata: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
Penyembahan Yesus terbukti karena ternyata tahan uji; Ia lepas dari daya tarik bumi, tandanya Dia tidak mau menyembah Setan.
 
Kalau anak TUHAN menyembah Setan di atas gunung, seperti antikris, maka yang ditemukan adalah keindahan dunia. Tetapi kalau penyembahan kita sudah terbukti, maka yang kita temukan adalah keindahan sorga.
 
Sore ini kita diajar untuk menikmati bangkai; menyerahkan nyawa, berarti; penyembahan. Tetapi penyembahan itu juga harus terbukti dan teruji, yaitu; lepas dari daya tarik bumi. Kalau kita menyembah Setan di atas gunung di dalam rumah TUHAN, maka yang ditemukan adalah roh antikristus, keindahan dunia. Tetapi kalau kita murni menyembah TUHAN, yang kita temukan adalah Kerajaan Sorga dan keindahan yang ada di dalamnya.
 
Perlu untuk diketahui: Kerajaan Sorga adalah suatu bangunan yang indah, tetapi bila tanpa takhta dan Seorang yang duduk di atasnya, maka sorga tidak menjadi berarti.
Demikian juga manakala seseorang memiliki jabatan yang tinggi, uang yang banyak, bisnisnya berhasil, pendidikannya tinggi -- memiliki gelar doktor, profesor --, tetapi kalau Allah tidak bertakhta dan duduk di takhta itu, maka kehidupan seperti ini tidaklah indah.
Maka, penyembahan itu harus teruji; TUHAN sudah membawa kita ke dalam rumah TUHAN, biarlah ibadah kita betul-betul memuncak sampai kepada penyembahan, penyerahan diri sepenuh untuk taat kepada kehendak Allah, sehingga dari situlah kita mendapatkan sayap burung nasar yang besar itu. Tetapi pada masa aniaya antikris, perempuan itu disingkirkan ke padang gurun; itu bukanlah pengangkatan, melainkan penyingkiran. Disingkirkan dari mata ular dan disediakan tempat bagi dia, itulah padang gurun, untuk dipelihara oleh TUHAN selama 3.5 (tiga setengah) tahun -- sama dengan; 42 (empat puluh dua) bulan, sama dengan; satu masa dan dua masa dan setengah masa --. TUHAN Yesus baik, bukan?
 
Kita kembali memperhatikan Wahyu 12:13-14.
Wahyu 12:13-14
(12:13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. (12:14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
 
Mata dan kaki tangan dari naga, jelas itu adalah antikris, yang memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Tetapi kepada perempuan diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar; Firman Allah dan Roh Allah.

-          Jangan kita kecilkan Firman Allah; biarlah Firman Allah itu nilainya kita besarkan, derajatnya kita tinggikan.

-          Demikian juga manakala kita hidup dalam kegiatan Roh, biarlah nilainya kita tinggikan, derajatnya kita tinggikan.

Supaya apa? Supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. TUHAN memberikan sayap burung nasar yang besar untuk dipelihara di padang gurun, lepas dari masa aniaya antikris 3.5 (tiga setengah) tahun.
 
Terpujilah TUHAN, sebab TUHAN Yesus baik. Oleh sebab itu, pesan-pesan dari saya sebagai hamba TUHAN, sebagai gembala sidang ada di dalam Matius 6.
Matius 6:25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
 
Janganlah kuatir, mengapa? Karena;
-          Hidup lebih penting dari soal makan minum.
-          Tubuh lebih penting dari pakaian.
Inilah pesan saya sebagai seorang gembala sidang kepada sidang jemaat yang TUHAN percayakan.
 
Saya akan buktikan, bahwa tubuh lebih penting dari pakaian.
Roma 12:1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
 
Mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan, itu adalah ibadah sejati. Biarlah kita menjalankan ibadah yang sejati dengan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.
Jadi, tubuh lebih penting, lebih berharga dari pada pakaian.
 
Sekarang, saya akan buktikan, bahwa; hidup lebih penting dari makanan minuman.
Yohanes 1:3
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
 
Langit, bumi, dan segala isinya diciptakan oleh firman.
 
Yohanes 1:4-5
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
 
Singkatnya: Hidup adalah terang, tidak ada dosa lagi yang disembunyikan; itulah hidup. Kalau dosa masih disembunyikan, itu bukan hidup. Jadi, hidup itu lebih penting, karena hidup itu bercahaya menerangi kegelapan. Hidup itu lebih penting dari soal makanan dan minuman.
 
Asal TUHAN dudukkan kasih karunia dan kebenaran di atas takhta-Nya, maka semuanya ditambahkan; itu dulu. Maka, perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari itu bersyukur sekali kepada TUHAN; dia dijadikan sebagai takhta Allah, kasih karunia dan kebenaran didudukkan dalam hidupnya, maka semuanya ditambahkan.
TUHAN tidak mau tahu masa lalu kita sebagai apa, TUHAN tidak lihat itu. Yang terpenting sekarang adalah mau diselesaikan (dibentuk) seperti ujung jari Yesus menulis di tanah sebanyak dua kali, seperti itulah hidup kita di tangan penjunan. Tanah liat di tangan penjunan, maka diperbaiki kembali menjadi batu permata yang berharga, duduk di atas takhta, sesuai dengan Wahyu 4.
 
Hidup lebih penting dari makanan minuman, bukan? Tubuh lebih penting dari pakaian, bukan? Oleh sebab itu, mari kita simak Matius 6:26.
Matius 6:26
(6:26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
 
Perhatikan kalimat: “Pandanglah burung-burung di langit”, arti rohaninya bagi kita adalah:

1.   Senantiasa memandang kepada perkara-perkara di atas, perkara rohani, ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.

2.      Lepas dari daya tarik bumi. 

Soal makan, minum dan pakaian, TUHAN pasti pelihara, tetapi yang terutama; pandanglah burung-burung di langit.
 
Matius 6:27
(6:27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
 
Roh kekuatiran tidak menambahkan apa-apa. Apa yang dapat ditambahkan oleh karena kekuatiran? Tidak ada.
 
Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
 
TUHAN tahu kita memerlukan semuanya itu, TUHAN tahu kita memerlukan makan, minum dan pakaian. Tetapi kalau kita kuatir, berarti kita beranggapan bahwa TUHAN itu bodoh. Orang yang kuatir menggambarkan dalam hidupnya, bahwa TUHAN itu bodoh.
 
Sekali lagi saya sampaikan: Kalau masih hidup dalam kekuatiran, berarti saudara beranggapan bahwa TUHAN itu bodoh. Yang saya tahu, di sini dikatakan: Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi kalau kita kuatir, berarti tanpa sadar kita bercerita kepada orang lain, bahwa TUHAN bodoh.
Oleh sebab itu, jangan kuatir. TUHAN tidak bodoh. TUHAN tahu bahwa kita memerlukan semua itu.
 
Matius 6:33
(6:33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
 
Kerajaan Sorga adalah suatu bangunan yang indah, tetapi bila tanpa takhta dan Seorang yang duduk di atasnya, maka sorga tidak berarti; oleh sebab itu, cari dahulu Kerajaan Sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya -- takhta dan Seorang yang duduk di atasnya --, maka semuanya ditambahkan.
 
Matius 6:34
(6:34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
 
Kesusahan sehari cukuplah sehari, sebab hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Yang penting; hari ini bisa makan, puji TUHAN; bisa bayar kontrakan, puji TUHAN; bisa ada isi bensin 1 (satu) liter untuk datang ke gereja, puji TUHAN; itu dulu, yang penting bisa ke gereja TUHAN. Kesusahan sehari cukup untuk sehari, sebab hari esok mempunyai kesusahannya sendiri, TUHAN yang tanggung. Jangan kita stress oleh karena kekuatiran, oleh karena memikirkan hari esok.
 
Singkat kata: Yang memburu perempuan itu adalah kaki tangan dari pada Iblis atau Satan, itulah antikris. Tetapi puji TUHAN, kita sudah melihat; TUHAN memberikan sayap burung nasar yang besar kepada mempelai TUHAN untuk disingkirkan (diasingkan).
Oleh sebab itu, mulai dari sekarang; belajar untuk mengasingkan diri dari dunia ini, jangan sampai hidup kita sama dengan gaya hidup dunia, baik perkataan, perbuatan, cara berpikir, sudut pandang, perasaan, semua tidak boleh sama lagi. Asingkan diri, belajar mulai dari sekarang; itulah penyerahan diri. Penyembahan = penyerahan diri. Amin.
 
 
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
 
Pemberita Firman
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


Sumber: https://gptserangcilegon.blogspot.com/2020/09/ibadah-raya-minggu-27-september-2020.html

 




IBADAH RAYA MINGGU, 27 SEPTEMBER 2020
 
WAHYU PASAL 12
(Seri: 24)
 
SubtemaANTIKRIS MEMBURU GEREJA TUHAN
  

BINATANG YANG KELUAR DARI DALAM LAUT = ANTIKRIS

Segala puji, segala hormat selayaknya hanya bagi Dia, tidak untuk yang lain-lain, yang sudah memperkenankan kita untuk mengusahakan Ibadah R...